Hanya saja untuk ukuran film anak-anak, narasi yang dibawa Onward memang terasa sedikit lebih kelam. Entah mengapa, dibanding Coco yang justru lebih frontal memainkan tema kematian, atmosfer yang dibawa Onward justru terasa lebih muram dan sedih.
Sehingga bagi penulis, after taste setelah menyaksikan film ini memang tidak seceria film Disney atau Pixar lainnya.
Makna kehadiran sebuah keluarga dan arti sebuah pertemuan demi menyembuhkan luka, dibungkus dengan rapi pada dinamika cerita yang berhasil mencapai klimaksnya dengan sangat baik dan ditutup dengan cara yang cukup berkelas.
Bukan itu saja, sindiran kepada generasi modern yang kerap melupakan tradisi hingga melupakan arti sebuah keajaiban, juga mampu disampaikan secara halus namun tetap mengena melalui narasi sihir yang sengaja dilupakan dan nampak tak berarti lagi pada dunia di mana teknologi muncul menjadi 'sihir' baru.
Pixar dan Kualitasnya yang Semakin Mencengangkan
Pujian memang patut disematkan kepada sutradara dan penulis, Dan Scanlon(Monster University), yang berhasil memberikan cerita baru pada semesta Disney berkat tema dunia sihir dan makhluk mitologi yang dikemas dengan cukup fun dan segar.Â
Juga duet Jeff Dana dan Mychael Danna(Life of Pi, The Good Dinosaur) yang berhasil menyajikan komposisi musik atraktif yang membuat kisah petualangannya makin seru dan dinamis.
Hanya saja, pujian paling besar tentu layak disematkan kepada departemen animasi, visual effect, dan sound effect yang berhasil membuat setiap scenenya menjadi hidup dan terasa begitu memukau. Pixar sekali lagi membuktikan diri bahwa mereka memang layak disebut sebagai studio animasi kelas atas.