Kerja kerasnya yang bahkan juga ditampilkan lewat footage pada saat dirinya di studio juga semakin kuat dalam menyampaikan pesan bahwa apa yang dilakukan Taylor selama ini adalah murni kerja kerasnya dan bukan sekadar 'privilege' atas kecantikannya yang membuat kagum banyak orang.
"There's always some standard of beauty that you're not meeting. Because if you're thin enough, then you don't have that ass that everybody wants, but if you have enough weight on you to have an ass, then your stomach isn't flat enough. It's all just f***ing impossible."
Layaknya kita yang terkadang tidak tahan dengan celotehan orang di sekitar atau hujatan netizen terhadap penampilan kita, Taylor Swift pun demikian. Dirinya yang terobsesi untuk tampil sempurna lantas pernah menempatkannya pada kondisi kehidupan yang tidak sehat dan mengalami "eating disorder".
Taylor jelas mengirimkan pesan kuat kepada semua orang untuk mencintai diri sendiri dan tidak memaksakan sesuatu di luar porsinya. Self acceptance jelas diperlukan sebelum menjalani kehidupan pada level selanjutnya.
"When you're living for the approval of strangers, and that is where you derive all of your joy and fulfillment, one bad thing can cause everything to crumble"
Kembali ke momen VMA Awards 2009, tentu beberapa dari kita ingat bahwa Kanye West memperlakukan Taylor Swift dengan kata-kata yang tidak pantas terkait penghargaan yang diterimanya. Sekejap suasana menyenangkan menjadi kikuk dan semua orang meneriakkan "boo" terhadap kejadian tersebut.
Perlakuan Kanye kepada Taylor di atas panggung tersebut tentu menjadi contoh toxic masculinity yang tak bisa menerima keberhasilan seorang wanita muda. Dan nyatanya hal tersebut memang masih kerap terjadi di belahan dunia manapun, pada jenis pekerjaan apapun.
"I want to wear pink and tell you how I feel about politics. And I don't think that those things have to cancel each other out"