Tak hanya aktor, film ini pun sejatinya memberikan paket lengkap cinematic experience yang membuat kita tak ragu untuk berdecak kagum.
Khusus untuk Alexandre Desplat, komposer yang sudah malang melintang di industri Hollywood untuk menggarap musik latar film-film semisal Argo, The Shape of Water dan Isle of Dogs ini juga sejatinya layak untuk dijagokan menang dalam kategori Best Original Music Score. Hanya saja, nampaknya ia memiliki saingan kuat dalam diri Hildur Gudnadottir, yang komposisi musiknya untuk Joker juga tak bisa dipandang sebelah mata.
Karena alih-alih menggunakan aktor berbeda untuk menampilkan perbedaan timeline penceritaan, Greta Gerwig tetap menggunakan aktor yang sama untuk menceritakan masa dewasa dan remaja para wanita cantik tersebut.
Sehingga cara transisi berupa perbedaan tone warna untuk menjelaskan kejadian flashback dan saat ini itulah yang sejatinya cukup sederhana dan mudah dipahami, meskipun berpotensi membuat penonton kehilangan ritme cerita jika tidak fokus pada gaya penceritaan maju mundur tersebut.
Little Women tetap menjadi film klasik yang tema utamanya tak lekang oleh waktu. Untuk kemudian mendapatkan porsi tambahan berupa komedi pernikahan, rivalitas kakak-adik, serta pesan subtil terkait bagaimana kitalah yang seharusnya juga menulis sendiri tentang jalan kehidupan kita.
Bagi sebagian orang, 2 jam 15 menit film ini mungkin terasa terlalu lama. Namun bagi penulis pribadi, storytelling yang sempurna dengan narasi apik dan dinamika konflik yang terstruktur rapi tersebut justru semakin membuat penulis ikut terbawa ke dalam cerita keluarga March dan tidak mau cepat-cepat berpisah dari mereka.
Karena layaknya sebuah kehidupan yang memiliki banyak rasa, Little Women pun demikian. Dinamika konfliknya yang beragam membuat kita bisa ikut bahagia, merasakan luka, bahkan seakan harus siap menghadapi realita yang ada meskipun kadang berakhir tragis.
Bahkan ketika kita berpikir bahwa happily ever after haruslah dimiliki karakter utamanya dengan bentuk standar berupa hubungan romantis yang tercipta layaknya sebuah film komedi romantis yang sudah-sudah, Little Women tidaklah demikian. Namun Little Women juga tidak menjustifikasi sebuah pilihan yang kemudian dipilih seseorang untuk mengejar bahagianya.