Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Birds of Prey" yang Tampil Menghibur, Penuh Warna, dan Sarat Aksi Seru

6 Februari 2020   08:25 Diperbarui: 6 Februari 2020   11:15 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Birds of Prey faktanya juga menyampaikan isu kesetaraan gender melalui empat karakter utamanya yang masing-masing memiliki cerita masa lalu kelam yang beragam namun kemudian mengerucut pada satu permasalahan utama yaitu tidak bisa lepas dari bayang-bayang seorang pria yang 'melindunginya'.

Jika Harley bergantung pada Joker, Black Canary pada Sionis, dan Montoya pada atasannya yang korup dan lemah, maka Huntress menjadi satu-satunya wanita yang sudah melewati fase ketergantungan itu dan berhasil menjadi seorang yang independen. Meskipun Huntress kemudian juga masih diliputi rasa tidak percaya diri yang tinggi akan kemampuan dan penampilannya sendiri.

Bahkan Montoya juga bisa menjadi pembuka jalan bagi DC untuk memperkenalkan berbagai karakter LGBT-nya di kemudian hari. Karen meskipun tidak disebutkan secara spesifik di film tersebut, namun faktanya Montoya memang merupakan seorang lesbian jika mengacu pada versi komiknya.

Black Canary| cbr.com
Black Canary| cbr.com
Seperti Wonder Woman arahan Patty Jenkins yang kuat menyuarakan Woman Empowerement , sang sutaradara Cathy Yan dan penulis Christina Hodson pun nampak tahu betul apa yang harus dibangun untuk menyuarakan isu wanita yang paling relevan untuk saat ini.

Mereka lantas membuat BOP layaknya sebuah panggung emansipasi atas ke-empat karakter ini. Di mana satu sama lain kemudian tak hanya saling melengkapi namun juga membantu untuk mengeluarkan potensi terbaik masing-masing dalam usahanya mewujudkan dunia terbaik bagi mereka yang tentu saja tak harus bergantung pada pria.

Dan Harley Quinn kemudian menjadi semacam perekat atas konflik dan tujuan yang dimiliki karakter-karakter wanita di dalamnya. Itulah sebabnya tak berlebihan jika kemudian sub judulnya ditulis cukup panjang dengan menyebutkan kata 'fantabulous' yang memberikan kesan wow tentu saja.

Penutup

Sumber: slashfilm.com
Sumber: slashfilm.com
Melalui Birds of Prey, DC terlihat semakin serius untuk berbenah setelah 'kekacauan' yang terjadi pasca DCEU era Zack Snyder dan kepemimpinan lama Warner Bros. Dan hal tersebut cukup berhasil, karena dengan 'sisa' karakter yang ada, DC berhasil membuat segala kemungkinan baru agar semestanya tetap ada dan tumbuh, bahkan melalui film-film R-Rated nya sekalipun.

Birds of Prey memang tidaklah sempurna. Namun dengan segala proses produksinya yang nampak serius dan datang dari hati, maka output kepada penontonnya pun terasa hingga ke dalam hati.

Menjadi sebuah sajian petualangan yang menghibur, penuh warna dan sarat aksi seru yang mampu mendatangkan mood kebahagiaan bagi siapapun yang datang menontonnya. Tambahan tema woman empowerementnya tentu tak boleh dilewatkan begitu saja oleh para penonton kaum hawa.

Birds of Prey sudah tayang di seluruh jaringan bioskop nasional. Namun perlu diingat, ini bukanlah film superhero. Jadi, jangan ajak anak-anak untuk menontonnya ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun