Kemunculannya tak banyak namun efektif menghadirkan tawa, sehingga sukses menjadi semacam 'obat penenang' bagi penonton sebelum terpaku kembali ke layar bioskop.
Sementara dari sisi scoring, Thomas Newman juga memang sangat layak mendapatkan Golden Globes 2020 dan juga masuk nominasi Oscar 2020. Pasalnya, setiap komposisi musiknya begitu detail bahkan terasa menyatu dengan tiap adegan yang ada.
Detail musiknya membuat setiap adegan perang terasa makin seru dan hidup karena mampu menambah suasana tegang, seru, dan haru sekaligus memberikan semangat patriotik yang kokoh.
Justru bintang muda dalam diri Dean-Charles Chapman dan George MacKay lah yang benar-benar mencuri perhatian. Chemistry mereka sebagai sepasang sahabat yang saling melengkapi dan menemani hingga situasi di lapangan memaksa mereka untuk berpisah, ditampilkan dalam sebuah interaksi yang terasa hangat, realistis, juga seakan dekat dengan kita.
Mereka berdua seakan mampu memberikan penampilan yang natural tentang bagaimana shock dan khawatirnya dua orang berpangkat rendah, kala ditugaskan ke tempat yang bersinggungan langsung dengan garis musuh.Â
1917 seakan menjadi film perang dengan visualisasi seindah Dunkirk, sehangat Saving Private Ryan, serealistis Jarhead, hingga se-'horor' Hacksaw Ridge. Namun hal tersebut tak serta-merta menjadikan 1917 terasa familiar dengan film-film tersebut.
1917 tetaplah 1917 yang segar dan visioner, sekaligus membawa sebuah pencapaian baru dalam sebuah film perang yang akan terus diingat dan menjadi standar baru hingga bertahun-tahun kemudian.