Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Natal yang Terasa Kurang Lengkap Tanpa Mariah Carey dan Michael Buble

12 Desember 2019   11:58 Diperbarui: 24 Desember 2019   09:55 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

I don't want a lot for Christmas
There is just one thing I need
I don't care about the presents
Underneath the Christmas tree
I just want you for my own
More than you could ever know
Make my wish come true oh
All I want for Christmas is you 

Rasanya sangat sedikit orang yang tidak mengenal potongan lirik tersebut. 

Lirik yang dinyanyikan dengan lambat disertai teknik vokal tingkat tinggi khas Mariah Carey tersebut, menjadi awalan lagu berjudul All I Want For Christmas Is You yang kemudian mengubah temponya menjadi cepat dan riang.

Lagu dengan pesan universal tersebut juga menjadi lagu yang paling sering terdengar di fasilitas publik semisal mal, lobby hotel ataupun department store, selain lagu-lagu natal populer lainnya. 

Bahkan lagu-lagu di 1 album natal milik Mariah Carey tersebut juga terkadang menjadi playlist tunggal di ragam fasilitas publik tersebut yang memang selalu asik untuk dinikmati.

Kembali mundur ke era 90-an, Merry Christmas yang dirilis di tahun 1994 menjadi album natal atau holiday album pertama sekaligus album studio ke-4 Mariah Carey. 

Bersama Walter Afanasieff, Mariah Carey pun kemudian memproduseri album berisi 10 lagu natal yang kelak mendapatkan banyak penghargaan dan memecahkan ragam rekor tersebut.

Cover album Merry Christmas (Sumber: mariahcareyshop.com)
Cover album Merry Christmas (Sumber: mariahcareyshop.com)
Total 5,7 juta kopi album yang terjual di Amerika Serikat dan total 16 juta kopi di seluruh dunia tentu sudah cukup menggambarkan betapa album liburan ini benar-benar populer. 

Bahkan dilaporkan bahwa per tahun 2017, royalty untuk album ini sudah mencapai angka $60 Juta. Wow!

Jika kita melihat di Spotify, angka 500 juta-an pendengar untuk lagu All I Want For Christmas is You saja sudah benar-benar menunjukkan betapa lagu tersebut sangat dicintai. 

Wajar jika kemudian di tanggal 24 November 2019 lalu, Guinness World Records memberikan 3 penghargaan langsung yaitu "one of the best selling and most recognizable Christmas Song", "most stream song on spotify in 24 hours(female)- 10 Mil streams in Dec 2018" dan "most weeks in the UK Singles Top 10 Chart for a Christmas Song".

Dikutip dari laman Billboard, pada tahun pertama rilis Merry Christmas, album tersebut sempat bertengger di posisi 3 selama 6 pekan di chart Billboard pada akhir 1994 dan awal 1995. 

Sebelum kembali masuk chart di musim liburan 2018/2019 dan bertengger di posisi 8 per 5 Januari 2019.

Di musim liburan 2019/2020 ini, kembali album tersebut merangsek ke posisi 9 atau 3 strip di bawah Christmas-nya Michael Buble yang ada di posisi 6. Tentu ini menjadi pencapaian luar biasa untuk album yang di tahun ini genap berusia 25 tahun.

Mariah Carey dengan album Merry Christmas-nya praktis tak memiliki "awan" berarti di kategori yang sama selama bertahun-tahun kemudian. 

Banyak musisi lain yang muncul dengan lagu atau album bertema natalnya bahkan muncul dengan aransemen baru All I Want for Christmas is You, namun tetap tak bisa memberikan rasa yang sama dengan apa yang diberikan Carey pada lagu tersebut.

Sampai di tahun 2011, seorang penyanyi Jazz klasik asal Kanada membuat album natal yang sama magisnya dengan apa yang disajikan oleh Mariah Carey. 

Orang tersebut bernama Michael Buble yang kemudian datang dengan album bertajuk Christmas yang berisi 16 track yang kental dengan nuansa jazz klasik ala broadway-nya tersebut.

Album tersebut bahkan sempat merangsek ke posisi 1 billboards 200 album-chart di tahun 2011 selama 5 minggu. Dan menjadi album natal pertama yang memenangkan Juno Awards di Kanada untuk kategori Album of The Year.

Cover album Michal Buble (Sumber: cinemaradio.net)
Cover album Michal Buble (Sumber: cinemaradio.net)
Album yang juga menyertakan aransemen ulang lagu natal populer milik Mariah Carey All I Want For Christmas Is You menjadi lebih sedih lantaran dominan di chord minor ini. 

Ada pula lagu jagoan yang menjadi ciri khasnya yaitu Cold December Night dan versi rekam ulang dari lagu lawas semisal Jingle Bells (1857), It's Beginning to Look A Lot Like Christmas (1951) dan I'll be Home For Christmas (1943).

Lantas menjadi menarik ketika dua album tersebut menjadi dua album natal yang paling dikenali dan difavoritkan untuk dimainkan di manapun. 

Menjadi dua album natal yang nampak tak lekang oleh waktu, walaupun kemudian eksistensinya coba "diganggu" oleh kehadiran musisi-musisi baru dengan album natalnya semisal Justin Bieber, Pentatonix bahkan Ariana Grande.

Penulis lantas mencatat beberapa hal yang sekiranya menjadi alasan terkait kepopuleran dua album natal tersebut. Di mana hal tersebut bisa dibagi ke dalam beberapa poin sebagai berikut;

1. Berbeda Tema Namun Menginterpretasikan Nuansa "Natal Banget"

Sumber: Metro.co.uk
Sumber: Metro.co.uk
Benar bahwasanya album natal lain semisal milik Pentatonix dan Justin Bieber juga sama-sama memiliki nuansa natal yang kental. 

Hanya saja menurut penulis, sampai saat ini belum ada yang benar-benar mampu memberikan suasana natal yang begitu mengena di hati seperti apa yang disajikan pada 2 album tersebut.

Mariah Carey dengan tema festive yang riang dan soulful sementara Buble dengan tema natal yang jazzy, classy dan klasik. Keduanya mampu menjadi dua album yang berbeda rasa namun sama-sama asyik dinikmati secara back to back.

Bila diibaratkan sebuah film natal, maka Merry Christmas-nya Mariah Carey diibaratkan sebagai film komedi keluarga yang riang dan hangat sementara Christmas-nya Michael Buble sebagai film drama romantis yang manis dan syahdu.

Keduanya sama-sama menimbulkan suasana liburan yang kental walaupun dengan kemasan yang berbeda. Di mana hal tersebut juga berhasil membawa suasana salju tiap kali kita mendengarnya, walaupun kita berada di tengah teriknya kota Jakarta, heuheu.

Rasanya tidak ada album natal lain selain dua album natal tersebut yang begitu track pertamanya dimainkan langsung membawa kita ke dalam nuansa natal yang atmospheric. Magis sekaligus membawa kebahagiaan dan kenangan masa kecil yang manis.

2. Lagu yang Personal dan Mengena di Hati

Just fall in love with me this Christmas
There's nothing else that we would need this Christmas
Won't be wrapped under the tree want something that lasts forever
Cause I don't wanna be alone tonight
I'm wearin' our Christmas sweater
While talking to the mistletoe tonight
I want something that lasts forever
So kiss me on this cold December night

Kedua album tersebut sejatinya juga memiliki original song yang tidak disadur dari lagu natal lawas. Murni lagu baru yang mereka tulis dan produksi sendiri.

Jika All I Want For Christmas Is You yang ditulis Mariah Carey untuk mantan suaminya, Tommy Mottola, berisikan harapan natal untuk bersama pasangan, maka Cold December Night yang juga ditulis Buble memiliki tema jatuh cinta yang manis dan menyentuh. 

Kedua lagu yang ditulis dari hati tersebut, tentu saja menjadi sesuatu yang personal yang membuat warna tersendiri bagi keseluruhan album.

3. Pilihan Lagu yang Tak Lekang Oleh Waktu

Sumber: BigTop40.com
Sumber: BigTop40.com
Kedua album juga sebenarnya memiliki formula yang hampir sama, yaitu menggabungkan lagu-lagu natal klasik dengan lagu baru yang ditulis oleh si penyanyi itu sendiri.

Untuk lagu klasiknya harus diakui pemilihannya memang tepat dan terasa tak lekang oleh waktu. O Holy Night, Hark The Herald Angels Sing yang dilanjutkan dengan Gloria in Excelsis Deo serta Joy to The World pada album Merry Christmas jelas menjadi pilihan tepat yang menemani original songs milik Mariah Carey tersebut.

Beruntung, semua lagu tersebut juga diaransemen dengan tema soul, gospel dan RnB yang kental dan tidak membosankan, dengan memaksimalkan kemampuan vokal Mariah Carey yang luar biasa. Sehingga ketika didengarkan sampai hari inipun lagu-lagu tersebut terasa tak lekang oleh waktu.

Begitupun dengan Michael Buble yang memaksimalkan lagu-lagu klasik seperti Silent Night, White Christmas dan Have Yourself a Merry Little Christmas menjadi sebuah lagu yang terdengar megah dan hangat.

Itu berkat kombinasi apik aransemen musiknya yang grande dan suara vokalnya yang khas. Rasanya tak pernah membosankan mendengarkan lagu-lagu yang dikemas dengan hangat tersebut.

Apalagi jika kemudian didukung oleh cuaca dingin di malam natal yang mungkin sedikit disertai hujan tipis. 

Maka mendengarkan album natal Buble bersama pasangan sambil menyesap teh hangat atau mungkin ketika makan malam, tentu menjadi pilihan yang cukup tepat.

4. Pesan yang Universal

Sumber: nydailynews.com
Sumber: nydailynews.com
Meskipun album natal tersebut memiliki lagu-lagu yang memiliki lirik ataupun pesan tentang kelahiran Yesus Kristus, namun nyatanya pesan yang dibawa kedua album tersebut jauh lebih universal.

Setidaknya pesan cinta dan keriaan musim liburan bersama pasangan, keluarga dan teman menjadi 2 pesan yang universal. Di mana hal tersebut juga tentu bisa dinikmati oleh para pendengar lintas agama dan kepercayaan.

Kentalnya nuansa liburan akhir tahun yang dibawa kedua album tersebut mampu menjadi semacam theme song wajib yang semakin membuat momen liburan akhir tahun tambah menyenangkan.

Apalagi, jika anda memilih berlibur di negara bersalju. Hmm, pasti akan jauh lebih terasa feelnya ketika menikmati kedua album tersebut.

5.Pesona si Penyanyi

Sumber: Tvline.com
Sumber: Tvline.com
Tak bisa dipungkiri, pesona kedua penyanyi ini memang menjadi salah satu alasan yang menambah kecintaan orang terhadap dua album tersebut. 

Jika Mariah Carey adalah ikon musik RnB yang populer di era 90-an, maka Michael Buble adalah ikon kembalinya musik Jazz klasik era 50-an di era modern ini.

Meskipun mendapat banyak kritikan dari para kritikus musik karena dianggap terlalu narsis dalam menunjukkan skill bernyanyinya, namun tak bisa dipungkiri album Merry Christmas adalah representasi paling jujur dari talenta seorang Mariah Carey. 

Teknik vokalnya benar-benar menghidupi setiap aransemen musik yang ada sehingga terdengar apik di setiap lagunya.

Sumber: Radio.com
Sumber: Radio.com
Pun begitu dengan Michael Buble yang dengan brilian menghidupkan kembali musik jazz klasik namun tetap nyaman dinikmati oleh para pendengar generasi baru. 

Suara barito miliknya yang membuat setiap lagu dalam album ini tampil begitu hangat, syahdu namun di satu sisi tetap berhasil menampilkan sisi maskulinnya.

Sederhananya begini, seandainya aransemen musik untuk kedua album tersebut dibuat sama persis namun yang menyanyikannya bukan Mariah Carey ataupun Michael Buble, rasa-rasanya lagu-lagu tersebut akan nampak kurang bernyawa. 

Tidak akan terdengar khas dan mungkin saja tidak akan seterkenal saat ini.

Penutup
Betul bahwa album natal baik di dalam maupun luar negeri sangatlah banyak jumlahnya. Belum lagi musisi yang hanya sekadar mengeluarkan single natal tanpa album. 

Maka jumlah lagu natal baru maupun kombinasi aransemen dari beberapa lagu natal populer semakin banyak yang bisa dijadikan pilihan.

Namun bagi penulis, sebagus apapun lagu natal yang berseliweran di rak cd ataupun platform musik online rasanya belum bisa menggantikan dua album tersebut. 

Natal rasanya kurang lengkap tanpa kehadiran Michael Buble dan Mariah Carey dalam playlist natal penulis.

Jadi bagaimana, kalau teman-teman punya album natal favorit lainnya kah? Atau setuju dengan tulisan ini? Hehe

Selamat bersiap-siap liburan Natal! Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun