Pertemuannya dengan seorang tukang kayu pembuat mainan di hutan terpencil bernama Klaus(J.K. Simmons), lantas merubah nasib dan cara pandang Jesper selama ini. Jesper semakin mengenal tentang kasih, kehangatan cinta dan makna kebahagiaan lewat Klaus, melalui tiap mainan yang dibagikan pada setiap anak di wilayah Smeerenburg.
Dengan di sisi lainnya jumlah kiriman surat makin bertambah seiring banyaknya permintaan hadiah dari anak-anak yang berkelakuan baik kepada Mr.Klaus.Â
Smeerenburg pun menjadi hangat kembali, meskipun kemudian muncul orang-orang yang mencoba untuk mengusir Jesper dari daerah tersebut.
Lantas, bagaimana Jesper menyikapinya?
Sebuah Animasi yang Hangat dan Menggugah
Menyaksikan Klaus sejatinya tak hanya berbicara tentang sebuah film animasi yang notabene didesain untuk konsumsi anak-anak. Lebih dari itu, Klaus memberikan sebuah bukti bahwa animasi yang baik sejatinya juga bisa merangkul penonton dewasa. Yaitu melalui pesan, tema dan sudut pandang cerita yang universal dan mampu menjangkau segala usia.
Klaus pada dasarnya adalah sebuah animasi yang sederhana dan tidak neko-neko dalam penyampaian ceritanya. Dan itu efektif disampaikan melalui gambaran persahabatan antara Klaus dan Jesper yang dinamikanya terus berkembang seiring berjalannya durasi film.
Dinamika persahabatan mereka bahkan bisa disejajarkan dengan Moana-Maui atau Ralph-Vanellope. Lucu, menggemaskan, namun kadang juga mendatangkan rasa haru.
Klaus membuat kita bisa mendapatkan origin story dari legenda sinterklas yang cukup fresh namun juga reasonable. Membuatnya menjadi karakter universal yang bisa dinikmati penonton lintas agama dan ras, meskipun kita tahu bahwa karakter ini memang lekat dijadikan berbagai ornamen natal yang notabene merupakan perayaan keagamaan umat Kristiani.
Bagaimana karakter Mrs.Klaus juga menjadi semacam gebrakan karena tak pernah digambarkan pada berbagai versi legenda sinterklas sebelumnya. Mrs. Klaus kelak menjadi sosok istri yang memberi pengaruh paling besar terhadap segala kebaikan yang dilakukan Klaus untuk anak-anak.
Klaus juga mengangkat unsur kebudayaan lewat hadirnya gambaran suku Saami yang ada di Norwegia, lengkap dengan bahasa aslinya. Kehadiran mereka juga bukan sekadar tempelan belaka, melainkan juga memiliki andil atas terciptanya busana khas sinterklas yang kemudian kita kenal seperti sekarang ini.