Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Doctor Sleep", Menghidupkan Kembali Teror dan Trauma "The Shining" dalam Sekuel Berkonklusi Apik

6 November 2019   11:28 Diperbarui: 6 November 2019   11:34 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Latar labirin yang ikonik berhasil dihidupkan kembali (indiewire.com)

Ya, fase inilah yang menjadi poin pembeda antara The Shining dan Doctor Sleep. Jika The Shining murni menghadirkan psikologis horor, maka Doctor Sleep menghadirkan sesuatu yang lebih kaya dari itu. Warna baru yang meningkatkan engagement serta excitement kita sebagai penonton ke level yang baru, sekaligus tetap mempertahankan kengerian psikologis yang menjadi benang merah film ini.

Rebecca Ferguson (empireonline.com)
Rebecca Ferguson (empireonline.com)
Pujian juga patut diberikan kepada Rebecca Ferguson(MI: Fallout, The Greatest Showman), yang berhasil menghidupkan karakter Rose The Hat dengan begitu apik. Sosoknya sebagai main villain yang cantik namun keji, dengan di satu sisi juga rapuh karena menyembunyikan rasa takutnya, tentu sangat layak untuk disandingkan dengan deretan villain legendaris lain di film horor.

Sementara di 1/3 akhir, barulah film ini memberikan sajian horor kental sekaligus fan service bagi para penggemar The Shining. Ya, teror yang pada akhirnya mengembalikan sang tokoh utama ke tempat yang begitu sakral dan dingin bernama Overlook Hotel, lengkap dengan teror hantu-hantunya yang begitu ikonik semisal perempuan di bak mandi kamar 237.

Di 1/3 akhir ini jugalah pada akhirnya kita benar-benar bisa merasakan aura mistis yang kerap ditunjukkan Mike Flanagan pada film-filmnya. Dengan permainan kamera yang menarik dari Michael Fimognari, setiap sudut Overlook Hotel yang direkonstruksi ulang namun kali ini jauh lebih mengerikan itu seakan mampu menciptakan nuansa intimidatif yang nyata. Persis dengan apa yang disajikannya pada The Haunting of Hill House.

Gambar di kanan menunjukkan reka ulang adegan legendaris The Shining yang nyaris sempurna (screencrush.com)
Gambar di kanan menunjukkan reka ulang adegan legendaris The Shining yang nyaris sempurna (screencrush.com)
Alih-alih menggunakan teknologi CGI untuk 'menghidupkan' kembali para aktor dan aktris lawas, WB justru memilih untuk melakukan casting ulang terhadap peran-peran legendaris tersebut.

Alex Essoe yang menggantikan Shelley Duvall sebagai Wendy Torrance, Carl Lumbly yang menggantikan Scatman Crothers sebagai Dick Halloran serta Roger Dale Floyd yang menggantikan Danny Lloyd sebagai Danny kecil, tak hanya berhasil menunjukkan peran apiknya kala me-reka ulang beberapa adegan legendaris dalam film The Shining, namun juga kala berperan dalam menghidupi mental effect tokoh-tokoh tersebut pasca tragedi di film pertamanya.

Sementara aktor cilik dalam The Shining, Danny Lloyd, muncul kembali menjadi sosok legendaris yang pastinya akan menimbulkan efek kejut bagi para fans The Shining.

Penampakan si kembar legendaris yang di reka ulang (bloody-disgusting.com)
Penampakan si kembar legendaris yang di reka ulang (bloody-disgusting.com)
Dan shoot pada saat adegan kembali ke Overlook Hotel yang dibuat persis seperti adegan pembuka The Shining -namun kali ini dalam versi malam-, tentu menjadi semacam homage yang membuat setiap fans The Shining menggelinjang.

Sehingga praktis, kembalinya banyak hal yang ikonik tersebut tak hanya berperan menghidupkan kembali karakter atau latar ikonik karangan Stephen King yang sudah terpatri di benak penonton selama 40 tahun terakhir ini, namun juga menjadi semacam penghormatan atas karya Kubrick yang melegenda tersebut.

Penutup

Danny & Abra (medium.com)
Danny & Abra (medium.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun