Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Doctor Sleep", Menghidupkan Kembali Teror dan Trauma "The Shining" dalam Sekuel Berkonklusi Apik

6 November 2019   11:28 Diperbarui: 6 November 2019   11:34 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemampuan komunikasi Danny dengan dimensi lain (digitalspy.com)

Bustle.com
Bustle.com

Sebagai lanjutan film The Shining yang kini telah menginjak usia hampir 40 tahun, Doctor Sleep tentu menghadapi banyak tantangan yang cukup berarti. Kontinuitas cerita yang harus menarik, rekonstruksi set, serta casting ulang pemeran yang didaulat memerankan tokoh ikonik di film sebelumnya, tentu menjadi beberapa hal yang harus diperhatikan kala menciptakan sekuel yang terpisah oleh waktu yang cukup panjang ini.

Beruntung, Doctor Sleep berhasil memaksimalkannya lewat tangan dingin Mike Flanagan, sutradara yang sejauh ini bisa dibilang belum pernah mengecewakan dalam menggarap film horor. Lihat saja hasil karyanya lewat film Ouija:Origin of Evil, Gerald's Game, Hush dan serial Netflix populer The Haunting of Hill House, yang semuanya cukup memberikan pengalaman horor dan thriller yang memuaskan.

Di sini Mike Flanagan tidak berusaha menjadi Stanley Kubrick. Mike tetaplah Mike dengan gaya visual khasnya yang lantas memadukannya dengan warisan kokoh yang ditinggal sang maestro.

Latar labirin yang ikonik berhasil dihidupkan kembali (indiewire.com)
Latar labirin yang ikonik berhasil dihidupkan kembali (indiewire.com)
Hasilnya, film ini berhasil menyajikan visual yang fresh dan tak kalah apik dengan apa yang ditampilkan Stanley Kubrick 40 tahun lalu. Bahkan di beberapa sisi Mike Flanagan berhasil melampauinya, berkat kombinasi visual surealis dan permainan tone apik yang menjadi ciri khasnya selama ini, yang belakangan semakin tegas ia tunjukkan pada serial The Haunting of Hill House.

Semakin menarik kala The Newton Brothers(Extinction, The Haunting of Hill House)berhasil memasukkan scoring original nan legendaris dari film The Shining garapan Wendy Carlos dan Rachel Elkind ke dalam komposisi scoring baru mereka. Hasilnya, paduan sound elektronik lawas 80'an dan nuansa tidak nyaman dari The Shining tetap terasa di sepanjang 151 menit film Doctor Sleep ini.

Secara cerita, sejatinya film ini dibagi ke dalam 3 bagian besar. Bagian awal digunakan untuk menceritakan masa kecil Danny dan usahanya dalam menerima statusnya sebagai penerima 'the shine'. Hingga kemudian tumbuh dan menjadi dewasa dalam naungan kekuatan tersebut.

Ewan McGregor (indiewire.com)
Ewan McGregor (indiewire.com)
Di sini Ewan McGregor benar-benar bersinar sebagai sosok Danny dewasa yang kita tahu telah mengalami banyak teror dan trauma di masa kecilnya. Penampilannya sebagai seorang alkoholik dengan hidup yang berantakan berhasil membuat kita prihatin sekaligus empati.

Namun di kala hidupnya kemudian dipenuhi oleh tindakan-tindakan pengorbanan, kita tahu bahwa Danny sejatinya tak benar-benar mewarisi sifat ayahnya secara total. Melainkan juga mewarisi sifat penyabar dan peduli yang kerap ditunjukkan oleh sang ibu. 

Danny Torrence seakan menjadi versi lain Jack Torrence andai saja ia tidak mengikuti sisi kelam yang berhasil dikeluarkannya di Overlook Hotel puluhan tahun silam.

Para anggota The True Knot (bustle.com)
Para anggota The True Knot (bustle.com)
Sementara di pertengahan, film lebih terfokus pada bonding time antara Danny dan Abra sekaligus memberikan gambaran bagaimana sepak terjang Rose The Hat dan True Knot dalam proses perburuannya. Di sini, nuansa horor seakan lenyap sesaat untuk kemudian digantikan dengan nuansa thriller bahkan action yang lebih kental kala ragam adegan 'jebakan pikiran' mewarnai fase ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun