Kita pun diajak untuk berkenalan dengan Dani Ramos(Natalia Reyes), seorang perempuan yang hidup sederhana bersama kakak laki-laki dan ayahnya di Mexico City. Semuanya terasa normal sampai kemudian sebuah Terminator model Rev-9(Gabriel Luna) yang mirip dengan T-1000 namun lebih canggih, datang dari masa depan dan menjadikan Dani sebagai target buruannya.
Di tengah pengejaran terminator mematikan tersebut, Dani pun lantas mendapat pertolongan dari Grace(Mackenzie Davis), seorang tentara super yang juga dikirim dari masa depan untuk menyelamatkan Dani. Perlindungan terhadap Dani pun semakin solid setelah Sarah Connor muncul dan memutuskan untuk ikut menyelamatkan Dani.
Namun ketangguhan Rev-9 juga nyatanya semakin menyulitkan langkah mereka. Di mana pada akhirnya menuntun mereka untuk bertemu dengan Terminator model T-800(Arnold Schwarzenegger) yang menjadi satu-satunya harapan. Meskipun hal tersebut membuka kembali kenangan masa lalu yang menyakitkan bagi Sarah Connor.
***
'Wow' adalah kesan pertama yang terucap pasca menyaksikan film ini. Selama kurang lebih dua jam durasi film, kita seakan diajak untuk ikut berjibaku dalam perang melawan Terminator jahat dari masa depan. Adegan aksi tensi tinggi langsung di gas sejak awal film.
Memang sempat menurun tensinya di pertengahan. Tak lain untuk memberikan sedikit porsi drama dan beberapa penjelasan lain yang memang diperlukan untuk menjawab paruh pertama film. Namun eskalasi aksi yang kembali diperlihatkan di babak final, kembali membuat adrenalin kita membuncah sekaligus berdecak kagum atas kualitas yang ditunjukannya.
Tentu kita sepakat, James Cameron memang selalu memberikan lompatan teknologi yang luar biasa pada tiap filmnya. Setelah Alita: Battle Angel yang berhasil menjadi standar baru teknologi motion capture, maka Terminator:Dark Fate seakan menunjukkan standar baru dari sebuah sajian CGI yang begitu halus serta teknologi de-aging yang begitu memesona.
Ya teknologi de-aging nya begitu seamless, hingga tampilan Linda Hamilton dan Arnold muda di salah satu adegan nampak sangat halus dan tak terasa bahwa itu adalah permainan visual efek.
Tak hanya itu, film ini juga seakan menjadi homage atas apa yang pernah ditampilkan Cameron pada dua film sebelumnya. Sehingga hal tersebut juga berfungsi efektif sebagai sarana nostalgia bagi para fans Terminator.