Kecuali Ican, mereka semua telah berkeluarga meskipun mantu-mantunya jauh dari kata sempurna bagi sang ibunda. Itulah sebabnya ibunya tak pernah akur dengan mantu, khususnya pada istri Ndoy, Maya (Putri Ayudya), meskipun rumah mereka berdekatan.
Namun sang ibu yang juga melakukan aktifitas hari tua layaknya sosok ibu kita di dunia nyata ini semisal mengaji, ngobrol seputar anak di teras rumah bersama tetangga dan pergi ke pasar, nampak masih tidak menemukan kebahagiaan yang ia cari.
Bu Ros cenderung selalu memasang wajah murung meskipun hal tersebut tak menghilangkan jejak kebaikan di wajahnya.
Ican yang pada awalnya memang hanya 'menyewa' Arini untuk memberikan ketenangan bagi keluarganya terkait status lajang tanpa pacarnya, lama kelamaan menemukan sesuatu yang berbeda dalam diri Arini.
Ada harapan sekaligus perasaan berbeda yang timbul dalam diri Ican. Ican pun kemudian sadar bahwa ia telah jatuh cinta dengan Arini, dan itu berbahaya.
***
Deretan scoringnya pun berada pada posisi yang pas dan mampu menambah efek dramatis ataupun momen emosional pada setiap adegan yang berlangsung. Ditambah dengan deretan soundtrack berirama folk yang mengalun lembut di sepanjang film, tentu saja semakin membuat tiap adegan terasa hidup.
Love for Sale 2Â sejatinya juga cukup baik menangkap kondisi keseharian warga biasa menjadi gambaran aktual terkait lingkungan sosial kota Jakarta saat ini. Rumah di lingkungan padat penduduk lengkap dengan suara kentongan dari gerobak penjual makanan, tongkrongan ala bapak-bapak, kondisi lingkungan di pusat bisnis Jakarta, hingga suasana rumah yang guyub di mana masih jamak ditemui hingga saat ini.
Semua hal tersebut nampak menyatu dengan halus pada narasi yang akan dibawa pada film ini. Termasuk kenapa pada akhirnya Ican memilih aplikasi Love Inc yang kemudian mengirim sosok Arini untuk 'membahagiakan' ibunya.