Tentu tak perlu menyebutkan fasilitas di bioskop apa itu, hanya saja hal-hal yang disebutkan di atas menjadi bukti bahwa bioskop kini menjual produk berupa pengalaman untuk memaksimalkan unsur hiburan yang dicari oleh para moviegoers. Yang mau nonton biasa ada, yang mau nonton dengan pengalaman unik dan berbeda pun instalasinya sudah tersedia.
5.Bioskop Sebagai Tolok Ukur Industri
Perhitungan bioskop lah yang paling jelas. Baik dari jumlah penonton, berapa banyak layar yang memutar suatu film, catatan box office hingga reaksi audiens, semua bisa tercatat rapi pada setiap film yang muncul di bioskop.
Itulah sebabnya di hollywood kita mengenal situs boxofficemojo.com dan di Indonesia lewat akun twitter @bicaraboxoffice yang sekarang sudah memiliki aplikasi sendiri bernama Cinepoint.
 Mereka memiliki peran mencatat pendapatan berbagai film yang rilis hingga kemudian publik pun bisa melihat hasilnya bahkan mengkalkulasi secara kasar mengenai berapa keuntungan yang bisa didapat rumah produksi dari sebuah film yang dirilis tersebut.
Tentu saja pencatatan ini belum bisa diterapkan pada film rilisan platform streaming. Selain jumlah penonton yang bias terkait 1 user bisa digunakan beberapa akun, jumlah yang benar-benar menonton pun belum tentu akurat. Karena bisa jadi, user hanya menyaksikan 2 menit kemudian mengakhiri filmnya karena tidak suka, namun sudah tercatat sebagai 1 user yang menyaksikan film tersebut secara utuh.
Jadi, masih perlu ada kajian mendalam terkait perhitungan ini di platform streaming. Masih sangat panjang jalan yang harus ditempuh untuk menjadikan platform streaming sebagai tolok ukur keberhasilan sebuah film layaknya bioskop. Bioskop masih diperlukan dan akan terus diperlukan industri perfilman.
Penutup
Selain itu, hal ini juga membuktikan bahwa bioskop masihlah berumur panjang. Bagi yang hobi ke bioskop seperti penulis, tentu tak perlu takut untuk kehilangan tempat favorit menyaksikan film bersama dengan moviegoers lainnya.