Lantas, bagaimana cara Miles asli dalam menghadapi si Miles kloningan ini? Rasanya, tak perlu spoiling terlalu jauh karena akan mengurangi esensi menyaksikan serial ini.
Living With Yourself pada dasarnya membawa unsur sci-fi lewat narasi kloning, di mana hal ini juga menjadi science invention yang sampai saat ini masih menimbulkan pro dan kontra terkait efek sampingnya.Â
Namun jika dalam film sci-fi lainnya selalu dikaitkan dengan narasi gelap, maka dalam serial ini isu kloning dibawakan dengan komedi jenaka yang mampu mengocok perut.Â
Mungkin film komedi Multiplicity di tahun 1996 bisa menjadi perbandingannya, meskipun narasinya sendiri sangat jauh berbeda dengan serial ini.
Unsur jenaka pertama tentu datang dari pusat kloning yang alih-alih digambarkan sebagai laboratorium canggih, justru hadir dalam kamuflase berbentuk layanan spa.Â
Hanya dengan sehelai rambut, dua ilmuwan Korea di dalamnya berhasil mengekstraksi DNA pasien dan meningkatkan performanya dalam berbagai sisi.
Tidak masuk akal serta jenakanya perihal cara pembuatan kloning ini tentu sudah jadi isyarat kuat di awal bahwa serial ini tidak akan berfokus di unsur sci-fi nya, melainkan pada narasi komedi serta chemistry antar tokoh dan konflik yang terbentuk pasca insiden kloning tersebut.
Duo Sutradara Jonathan Dayton dan Valerie Faris yang sebelumnya juga terlibat pada film-film komedi apik seperti Little Miss Sunshine, Ruby Sparks dan Battle of The Sexes, tetap memberikan sentuhan magisnya lewat komedi yang tak hanya jenaka, namun juga berhasil menyampaikan deretan pesan kehidupan dengan cukup efektif.Â
Mereka seakan menjadi pelengkap atas skenario yang merupakan hasil kreasi dari Timothy Greenberg, yang mampu menyampaikan berbagai isu sosial dalam satu benang merah yang terjalin rapi.
Hal ini lah yang menyebabkan sentuhan sci-fi dalam serial ini hanya sekadar pelengkap, karena isinya jauh lebih dalam dari itu.Â
Infertilitas, kesetiaan, passion atas karir dan self acceptance, jelas menjadi beberapa isu sosial yang dibawa ke dalam serial ini dan saling melengkapi konfliknya satu sama lain. Sehingga antar episode tidak pernah membosankan, namun sebaliknya selalu membuat penasaran.