Hanya saja, tiap penulis harus ingat untuk menambahkan skor di akhir tulisannya. Bisa 1-10 atau 1-5, tergantung kesepakatan dengan admin Kompasiana nantinya. Karena hal tersebut akan memudahkan admin mengakumulasi skor yang masuk.
2.Kolom Rating Layaknya Kolom Pro-Kontra
Tentu Kompasianer sekalian pernah ikut nimbrung atau sering mengamati kolom pro-kontra kompasiana. Seru dan menyenangkan bukan? Karena kita tak perlu menulis banyak, namun cukup memberikan respon singkat terhadap sebuah isu yang diangkat.
Nah, sistem seperti ini juga bisa dipakai untuk mengakumulasi rating. Menjadi suplemen atas rating yang terlebih dulu disajikan oleh teman-teman yang mengulas film lewat tulisan penuh sebelumnya.
Karena saya percaya, sebenarnya banyak kompasianer yang suka menonton film, bahkan update soal film terbaru. Hanya saja mungkin tak ada semangat untuk menulis ulasannya dalam format tulisan panjang. Dan kolom rating singkat inilah solusinya.
Hanya saja, sistem seperti ini juga perlu memiliki validasi yang baik semisal menyertakan foto tiket atau screenshot e-ticket, agar tidak sembarang user bisa menginput rating. Padahal si pemberi rating belum tentu sudah menonton film yang dimaksud. Hanya sekadar copy-paste ulasan dari sumber lain dan menekan tombol rating demi menunjukkan 'keaktifannya' di Kompasiana.
Meskipun mirip dengan konsep exit poll yang diadopsi Cinepoint di Indonesia dan Cinemascore di Amerika, tapi percayalah sistem ini akan sangat fun buat para warga Kompasiana pecinta film. Meskipun saya tahu tak mudah membuat tambahan fitur seperti ini.Â
Tapi namanya harapan, siapa tahu para admin terhormat mendengarkan dan menemukan solusi lain yang tak kalah oke terkait problem validitas pemberi rating, jika memang usulan versi saya ini menyulitkan heuheuehu.
Dari harapan-harapan yang saya tulis di atas, paling penting adalah penegasan bahwa rating ini tidak perlu dilakukan untuk semua film. Karena saya tahu, Kompasiana tetap harus adil memberikan ruang bagi rubrik lain semisal Politik, Humaniora dan Wisata misalnya.
Cukup diberlakukan untuk film-film Nasional dan Internasional yang masuk kategori tentpole atau unggulan, serta potensi untuk dibicarakan oleh warga net. Kalau di bulan ini misalnya, mungkin bisa diberlakukan untuk film Joker, Perempuan Tanah Jahanam, Terminator: Dark Fate bahkan Susi Susanti misalnya. Jika nantinya jumlahnya kurang atau lebih dari itu pun tidak masalah.
4.Pandangan Alternatif bagi Para Moviegoers
Dengan jumlah rating film yang terbatas tiap bulannya, tentu konsep 'K-Movie Rating' akan berbeda dengan Rotten Tomatoes yang katalog filmnya luar biasa dan memang didesain untuk mendukung industri film Hollywood dan dunia.
 'K-Movie Rating' bisa dibilang memiliki peran yang jauh lebih sederhana yaitu untuk memberikan pandangan dan kesimpulan alternatif bagi warganet penikmat film di tengah para pengulas film populer yang sudah lebih dulu bersliweran di lini masa twitter atau instagram.