Itulah sedikit gambaran mengenai evolusi Joker yang ditampilkan pada berbagai versi film. Meskipun berganti aktor, atribut dan interpretasi atas aksinya, namun satu benang merah yang tetap menghubungkannya adalah mental illnessnya yang lantas menjadikannya sesosok penjahat mengerikan sekaligus menjadi antitesis atas sosok kepahlawanan Batman yang nampak begitu sempurna.
Kisah Joker memang selalu menarik untuk diangkat ke dalam medium film. Juga begitu menarik untuk ditelusuri dan didiskusikan setiap misteri yang melekat padanya.
Namun biar bagaimanapun, menyaksikan Joker tanpa adanya Batman memang serasa ada yang kurang, pun sebaliknya. Keduanya memang harus segera dipasangkan kembali karena konflik tentu akan semakin seru kala mereka dipertemukan.
Lantas, versi Joker yang mana yang menjadi favorit teman-teman kompasianer? Atau justru ada versi Joker lainnya yang belum disebutkan penulis? Yuk, kita ngobrol di kolom komentar.
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H