Lebih dari itu, Abominable mengajarkan kita arti sebuah keluarga layaknya sebuah rumah yang harus terus diperjuangkan, dijaga, bahkan terus dirindukan, sebagai satu-satunya tempat untuk pulang.
Sembari juga menyisipkan pesan penting untuk menjaga keseimbangan alam, lewat kepedulian kita dalam menjaga satwa langka dan eksotik dari tangan-tangan orang jahat.Â
Karena Abominable yang juga memiliki arti mengerikan, pada akhirnya bukan hanya sekadar metafora terkait adanya kebaikan di balik mengerikannya sosok Yeti, namun lebih kepada manusia yang bisa jadi lebih mengerikan bila berbicara tentang kepentingannya sendiri.
Kombinasi antara 3D animation dan cartoon style pada penggambaran landscape kota modern di Tiongkok hingga visualisasi destinasi alam populer di Tiongkok, semuanya nampak begitu detail dan kaya warna. Sehingga membuatnya nampak luar biasa, unik dan tak kalah detail dengan film animasi lainnya, termasuk Toy Story 4 yang sebelumnya dipuji banyak kritikus.
Dilansir dari laman Variety.com, tim animasi dan visual effect Abominable memang menggunakan teknologi baru yang belum pernah digunakan sebelumnya. Di mana hal tersebut kemudian berpengaruh pada penciptaan efek cahaya dan pembiasannya yang lebih natural dan realistis.Â
Bahkan detail rambut, air hingga perubahan tekstur pakaian setelah terkena air misalnya, semuanya mampu divisualisasikan dengan apik dan nyaris tanpa cacat.
Pun dengan desain Everest yang meskipun lucu namun tidak menarik pada awalnya, seiring berjalannya waktu nyatanya bisa membuat kita merasa sayang pada karakter ini.Â
Persis dengan awal perkenalan kita pada karakter Toothless di How To Train Your Dragon atau si nakal Nezha yang awalnya tidak menarik, namun seiring berjalannya film karakternya justru mampu menempel di otak dan juga hati.
Sementara sinematografi karya Robert Edward Crawford(Rise of The Guardians, How To Train Your Dragon) berhasil membawa kita ke dalam petualangan penuh imajinasi yang mengagumkan.Â