Sejak awal Abominable sudah melakukan pendekatan yang kontradiktif dengan film animasi kebanyakan. Layaknya Nezha yang penggambaran fisik karakter utamanya jauh dari kata sempurna bak raja & ratu, Abominable pun demikian. Di sini, eksplorasi sisi emosional lebih diutamakan untuk menciptakan karakter yang kuat.
Namun tak hanya itu, Abominable juga membentuk karakter-karakter di dalamnya begitu relevan dengan kondisi saat ini sehingga membuatnya cukup akurat dan up to date dalam hal isu yang diangkat.
Berbeda dengan Yi, Jin justru menjadi gambaran banyak anak remaja saat ini. Di mana media sosial dan reputasi diri nampak menjadi fokus hidup, dengan kemudahan fasilitas yang didapatnya dari orangtua membuatnya tumbuh menjadi anak yang manja, egois dan kesulitan untuk survive tanpa adanya gadget.
Perbedaan karakter tersebut kemudian membaur untuk selanjutnya saling melengkapi, dalam perjalanan ribuan kilometer dari kota Shanghai menuju Himalaya.Â
Perjalanan yang seakan juga menjadi edukasi character building yang efektif bagi anak-anak yang menyaksikannya, karena mereka disajikan gambaran dua sisi karakter dengan cara yang betul-betul ringan dan mudah dimengerti.
Keduanya memberikan arti persahabatan yang kokoh di tengah perbedaan tekad dan tujuan hidup. Dengan sosok Everest dan Peng kemudian menjadi semacam penengah dan penghibur di tengah-tengah perbedaan sikap dan pendapat antara Yi dan Jin.
Karakter nenek dan ibu dari Yi di film ini juga bukan sekadar tempelan atau pelengkap belaka. Keduanya justru hadir sebagai gambaran akan transisi kebudayaan Tiongkok bahkan juga Asia dari lama menuju baru. Di mana unsur-unsur leluhur dan tatanan hidup sesuai adat ketimuran masih menjadi pondasi utama.
Namun baiknya, film ini justru tidak menjadikan karakter nenek ataupun Yi sebagai alat justifikasi sosial. Tidak ada yang 100% benar ataupun 100% salah terkait respon nenek terhadap Yi, pun sebaliknya.Â
Keduanya nampak saling melengkapi, hingga pada akhirnya mengizinkan kita untuk tersenyum simpul atau bahkan tepuk tangan kecil terkait konklusi yanh didapatkan dari rentetan konflik yang tercipta.