Onadio Leonardo sebagai Roni jelas paling mencuri perhatian. Sebagai karakter pendukung, dirinya mampu menampilkan karakter yang 180 derajat berbeda dengan sosok aslinya di dunia nyata. Yaitu sebagai waria berlipstik namun berjenggot tebal yang tentunya mampu membuat geli juga lucu di saat bersamaan.
Begitupun dengan berbagai cameo dan penampilan singkat karakter pendukung lainnya seperti Glenn Fredly, Dwi Sasono, Tora Sudiro dan Najwa Shihab yang mampu memberikan efek kejut dan warna tambahan yang menyegarkan untuk film ini.
Sementara Danilla Riyadi yang berperan sebagai Asti, cukup mendapatkan porsi tampil yang lebih baik dari filmnya sebelumnya, Koboy Kampus. Namun entah mengapa, karakter yang seharusnya bisa menjadi sosok yang memberi pengaruh lebih lagi bagi Vincent-Desta ini, justru kembali tampil kurang greget.
Bukan pada sisi aktingya, melainkan positioningnya pada konflik sentral yang seharusnya mampu memberikan warna tambahan yang lebih baik dari ini.
Di sisi teknis film ini sejatinya tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Sinematografinya sangat cantik dengan penggunaan warna-warni yang menawan, sehingga mampu mengekspresikan nuansa ceria yang ingin dibawa film ini ke tengah-tengah penonton. Sepintas tone filmnya mengingatkan saya akan film-film komedi Thailand.
Tak lupa, deretan soundtracknya pun mampu memanjakan telinga berkat pemilihan musik yang tak kalah menawan dari para musisi indie semisal Mooner, Danilla, Ardito Pramono, Naif dan White Shoes & The Couple Company.
Kekurangan mungkin ada dari sisi editing, dimana beberapa konflik yang terjadi kadang terpotong begitu saja tanpa memberikan sebuah konklusi dan langsung lompat ke konflik lainnya. Hanya saja hal seperti ini tidak begitu banyak dan menjadi minor flaws yang masih nyaman dinikmati.
Penutup
Pada akhirnya Pretty Boys sukses memberikan pengalaman menonton yang maksimal. Karena kita tak hanya diberikan suguhan komedi yang mampu mengocok perut selama 1 jam 40 menit waktu tayangnya, namun juga mampu memanjakan telinga dan mata berkat paduan apik sinematografi dan deretan soundtrack yang melengkapinya.