Sementara Adipati lewat Kasinonya juga mampu menghadirkan sosok Kasino yang suka mengumpat sembarangan. Bahkan umpatan body shaming khasnya semisal kulkas 2 pintu dan bemper bemo, juga kerap muncul mengundang gelak tawa.Â
Meskipun tak bisa dipungkiri, di beberapa bagian tampak miss penyampaian komedinya karena nampaknya memang hanya almarhum Kasino yang mampu menyampaikan jokes tersebut secara maksimal.
Randy sebagai Indro muda juga cukup baik menampilkan sosoknya baik secara mimik maupun penampilan. Hanya saja sama seperti kala Tora memerankan Indro, perannya disini kurang terasa karena mungkin masih ada sosok Indro asli di dalam film. Sehingga karakternya jelas masih masuk dalam bayang-bayang sang legenda dan secara tidak langsung penonton pun akan ikut "membandingkannya".
Sementara yang patut jadi sorotan lain ada pada karakter pendukung yaitu Mandra. Sosoknya tak hanya mampu menghadirkan lawakan betawi yang menjadi ciri khasnya, namun juga mampu menjadi scene stealer yang efektif menghadirkan gelak tawa.
Indro Warkop pun disini mendapat peran yang memadai dan cukup penting. Tak lagi sekadar hiasan atau cameo tak penting seperti apa yang dilakukan Anggy Umbara di film Reborn sebelumnya. Tenang, tak ada lagi om Indro berbentuk Minion di film ini.
Penutup
Sayang, film ini nampak mengulangi kesalahan yang sama di masa lalu berkat sepertiga akhir film yang nampak "kehabisan bensin" ditambah dengan ending film yang cukup membuat melongo dan antiklimaks. Ya, Warkop DKI Reborn ketiga ini ternyata tetap dibagi 2 part seperti pendahulunya. Cukup mengagetkan dan dirasa tak begitu perlu dibagi 2 bagian sebenarnya.
Bagi anda penggemar setia Warkop, menyaksikan film ini jelas mampu membawa kembali nostalgia berkat banyaknya homage film Warkop DKI klasik yang ditampilkan sebagai bentuk penghormatan. Menjadi bukti bahwa lawakan dan sindiran sosial sang legenda tetap relevan ditampilkan di masa kini. Meskipun memang sosok trio asli Warkop tak akan pernah bisa tergantikan.
Meskipun memang alasan tersebut sejatinya bisa dipatahkan dengan satu pertanyaan. Mengapa tidak merestorasi saja film-film Warkop DKI klasik untuk ditayangkan kembali di bioskop-bioskop pada waktu tertentu?
Skor 7/10 untuk film Warkop DKI Reborn. Karena cukup menghibur dan mampu membawa nostalgia meskipun tidak cukup memorable dan sebenarnya tidak perlu, heuheu.