Itulah mengapa saya katakan bahwa karakterisasi para tokoh di film ini begitu kuat dan sangat brilian, karena memang cukup kuat untuk menjadi pondasi film-film lanjutannya kelak. Tak ada yang miscast dari jajaran tokoh-tokoh dalam film ini.
Meskipun memang saking banyaknya karakter yang dimunculkan di film ini, menyebabkan beberapa karakter pendukung lain semisal Ghani Zulham dan sosok penjahat super lainnya yang diperankan oleh Kelly Tandiono, Hannah Al Rashid dan Cecep A. Rahman misalnya, tak mendapatkan porsi yang cukup.Â
Entahlah, mungkin karakter-karakter tersebut memang tampil bak etalase tokoh dan dipersiapkan untuk kemungkinan muncul kembali pada film lain di masa depan.
Sisi Teknis dan Produksi yang Begitu Rapi
Pun beberapa efek horror turut serta dimasukkan dalam film ini, sehingga kesan mistis selayaknya Gundala dalam versi komik tetap terjaga sekaligus menegaskan bahwa film ini memang filmnya Joko Anwar.
Sementara dari sisi scoring, kolaborasi antara Aghi Narotama, Tony Merle dan Bembi Gusti yang sebelumnya juga pernah menggarap scoring Pengabdi Setan, jelas tak perlu diragukan lagi.Â
Mereka berhasil menghadirkan deretan musik latar yang megah dan menggugah sekaligus menghadirkan nuansa patriotik yang tentunya selaras dengan tema Gundala itu sendiri.
Baca juga; First Look Gundala dan Harapan Pada Masa Depan Film Jagoan Indonesia
Koreografi pertarungannya pun patut diacungi jempol, dimana pertarungan antara Gundala dengan karakter penjahat yang diperankan oleh Kelly Tandiono, Hannah al-Rashid dan Cecep A.Rahman menjadi highlights dari deretan pertarungan seru lainnya di sepanjang film. Sementara pertarungan Awang kecil melawan para berandalan juga patut dinantikan.