Jokes kedua tokoh utama mengalir begitu natural dan membuat keduanya nampak begitu bodoh di beberapa adegan namun hebatnya hal tersebut tak mengurangi kharisma keduanya. Mungkin mirip-mirip apa yang disajikan Chris Hemsworth lewat Thor-nya Taita Waikiki.
Tak lupa, dua bintang tamu yang namanya sendiri bahkan tak disertakan dalam deretan cast di situs IMDB, mampu menambah unsur komedi segar di dalam film ini. Jokes yang dihadirkan keduanya praktis membuat seisi bioskop tertawa terpingkal-pingkal dan pastinya menjadi kejutan yang menyenangkan.
Sementara dari sisi aksi tak ada yang perlu dikhawatirkan. Hobbs & Shaw sukses menghadirkan film aksi musim panas yang memang kita butuhkan. Menghibur, seru dan pastinya dibumbui dengan berbagai adegan aksi tidak masuk akal khas Fast & Furious series.
Kehadiran Idris Elba sebagai villain utama jelas mampu mencuri perhatian. Sosoknya yang kalem namun mematikan jelas cukup merepotkan duo botak tersebut. Ya, meskipun background aksi jahatnya tak benar-benar disampaikan dengan baik di film ini.
Tak lupa, film ini juga mengangkat budaya Samoan yang mungkin sudah jarang terekspos saat ini. Dengan Johnson, Statham dan Cliff Curtis sebagai Jonah yang bersatu di akhir film, menjadikan adegan akhir di tanah Samoan ini sebagai salah satu ending terbaik Fast Series. Tarian perang mereka yang dijuluki Siva Tau, jelas lebih dari cukup untuk menghasilkan memorable moment bagi para fans Fast Series.
Selipan Pesan tentang Keluarga yang Tetap Melekat
"The most important thing in life will always be the people in this room. Right here, right now. Salute, mi familia" - Dominic Toretto-
Maka kita tak akan heran lagi bagaimana Shaw menjadi sosok yang cuek dan mementingkan diri sendiri sementara Hobbs menjadi sosok yang friendly namun dilain sisi juga menyebalkan. Namun satu hal, untuk keluarga keduanya menjadikan hal tersebut sebagai nomor satu. Mempertahankan keluarga tak peduli seperti apa kondisi keluargamu, jelas menjadi pesan penting yang ingin disampaikan melalui film ini.