Semua hal tersebut berpadu menjadi deretan konflik yang membentuk dinamika emosi di sepanjang film, dengan sosok Bailey dan berbagai nama reinkarnasinya hadir sebagai antidote dan penghibur di sela-sela konflik tersebut.
Namun konflik yang bercabang tersebut nyatanya membuat beberapa sub-konflik tak mampu dituntaskan dengan maksimal hingga membentuk plot hole yang tak benar-benar terjawab hingga film berakhir. Tak terlalu mengganggu memang, hanya saja beberapa konflik yang seharusnya mampu diselesaikan dengan baik jadi nampak biasa saja dan tak terasa sisi emosionalnya. Padahal cukup berpotensi memancing air mata untuk keluar lebih banyak lagi.
Namun setidaknya sang sutradara spesialis tv series, Gail Mancuso, masih konsisten memberikan tiga pesan utamanya di film ini yaitu cinta, kesetiaan dan harapan tanpa menggurui secara berlebihan. Kesetiaan yang dipelajari dari Bailey, besarnya cinta yang ditunjukkan oleh Ethan dan Hannah, hingga harapan hidup yang digambarkan lewat tragedi yang dialami CJ juga Trent (Henry Lau).
Namun tentu saja, berbagai jenis anjing yang muncul memang menjadi primadona dan membuat siapapun gemas oleh berbagai tingkah unik yang dilakukan para anjing tersebut. Dari mulai Bailey dalam wujud St.Bernard, kemudian bereinkarnasi menjadi Molly dalam wujud Beagle, atau reinkarnasi menjadi Big Dog dalam wujud Mastiff, hingga reinkarnasi terakhir sebagai Max dalam wujud Yorkshire Terrier, semuanya menampilkan tingkah laku kocak yang pastinya mampu mengocok perut.
Penutup
Kekurangan pasti ada, entah pada pendalaman beberapa konflik yang kurang, adegan-adegan cacat logika, hingga beberapa dubbing Bailey yang terkesan 'kurang tepat sasaran'. Namun hal tersebut nyatanya tak memberikan gangguan yang cukup berarti bagi keseluruhan isi film. A Dog's Journey masih nyaman untuk diikuti.
Jalinan kisahnya yang mampu mengaduk sisi emosional penonton, membuat film ini menjadi sajian wajib buat kalian para pecinta drama dan penyayang binatang. A Dog's Journey tak boleh dilewatkan begitu saja.