Gestur kikuk yang ditampilkan Peter kala berhadapan dengan MJ, kemudian rasa cemburu yang muncul kala MJ didekati pria lain, hingga berbagai usaha Peter untuk mendekati MJ, menjadi adegan-adegan yang lucu, manis sekaligus
heartwarming. Adegan-adegan tersebut nampak begitu natural, hingga mampu membawa kita bernostalgia kembali ke masa-masa remaja. Masa dimana karya wisata menjadi momen bagi kita mengambil kesempatan untuk dekat dengan lawan jenis.
Tak hanya itu, berbagai celetukan komedi khas remaja di film ini juga mampu menghidupkan suasana dan memancing gelak tawa penonton di sepanjang film. Dengan Ned(Jacob Batalon) dan Betty(Angourie Rice), berhasil menjadi scene stealer berkat gaya pacaran mereka yang lebay khas remaja.
Berbagai adegan aksi Spider-Man di film ini meskipun tampil seru namun terkesan biasa saja. CGI nya lebih banyak, namun ragam aksi dalam
Homecoming nampak lebih baik dan spektakuler.
Namun kedewasaan Peter jelas semakin bertambah di film ini dibandingkan aksinya dalam film Homecoming. Namun, tetap saja unsur kekanak-kanakannya masih terlihat bahkan sering menuntunnya pada beragam permasalahan baru.
Scoring dari Michael Giacchino juga semakin menambah nuansa keseruan karya wisata di Eropa. Tiap-tiap kota di Eropa yang dikunjungi Peter dan kawan-kawan memiliki semacam
theme song nya sendiri, yang tentunya mampu membangun suasana liburan yang seru.
Tak hanya itu, dalam tiap adegan pertarungan pun, komposisi scoringnya yang begitu megah benar-benar mampu memanjakan telinga. Ditambah dengan selipan Avenger's theme dan "soundtrack" rock klasik khas Tony Stark, tentunya semakin menambah keunikan di sisi musik dalam film ini.
Tentang Peter, Tony dan Masa Depan MCU
Sebagai film superhero, Far From Home memang tak terlalu memberikan kesan heroik yang mendalam layaknya apa yang ditampilkan pada Captain America, Iron Man ataupun Avengers misalnya. Far From Home memang menitikberatkan kisahnya pada konflik batin seorang remaja yang "terpaksa" untuk tak egois pada usia dimana keegoisan dan kerasnya hati masih menyelimutinya dengan kuat.
Far From Home jelas berbicara tentang Peter yang galau menentukan jalan mana yang harus ditempuhnya. Sebagai remaja normal atau memang harus mengikuti suratan takdirnya sebagai remaja penjaga kedamaian bumi? Jiwa remajanya jelas tergoncang, namun intuisinya sebagai pahlawan jelas tak bisa dikesampingkan begitu saja.
Tony Stark yang sejak film pertamanya mengambil peranan penting, kembali menjadi faktor kuat yang membentuk konflik batin Peter Parker dalam Far From Home. Kehilangan sosok mentor sekaligus figur ayah, menjadikan Peter tak lagi memiliki tujuan jelas terkait statusnya sebagai anggota Avengers. Namun di lain sisi, Tony justru menginginkan Peter sebagai "The Next Iron Man".
Menjadi sosok yang rapuh dan tak percaya diri akan apa yang dipercayakan Tony padanya, membuat Peter nampak kebingungan akan jati dirinya sendiri. Dan pembicaraannya dengan Quentin Beck alias
Mysterio kemudian menjadi titik balik dimana kerinduan Peter akan Tony membuatnya tak bisa berpikir rasional, hingga kemudian membuat keputusan yang menghasilkan kesalahan fatal.
Lihat Film Selengkapnya