Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Kebohongan di Tengah Tragedi Mematikan dalam "Chernobyl"

13 Juni 2019   17:15 Diperbarui: 14 Juni 2019   11:10 5827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah ledakan besar terjadi di tanggal 26 April 1986, pukul 01:23 pagi dan membangunkan segenap penduduk kota Pripyat, Ukraina. Sebuah ledakan yang ternyata berasal dari reaktor nomor 4 di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl yang begitu dibanggakan Soviet pada masa itu.

Asap tebal kemudian membubung tinggi bersamaan dengan munculnya sinar biru yang menyorot jauh ke angkasa. Beberapa orang menyadari bahwa ada yang tak beres di PLTN Chernobyl. Sementara yang lainnya, cukup takjub melihat pemandangan tersebut dari kamar apartemen mereka.

Ilustrasi: nytimes.com
Ilustrasi: nytimes.com
Tak jauh dari situ, di jembatan yang kelak disebut Jembatan Kematian, juga berdiri banyak warga beserta anak-anaknya menyaksikan pemandangan yang belum pernah mereka saksikan sebelumnya. Sementara sisa-sisa abu yang jatuh ke tanah bagaikan salju, menjadi ladang permainan baru bagi anak-anak di subuh itu.

Sementara di dalam PLTN, kita bisa melihat beberapa petugas nampak kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi. Kesalahan fatal tentu saja telah terjadi, meskipun mereka tak benar-benar paham seberapa besar dampaknya. 

Kesalahan fatal yang kemudian dikenal sebagai bencana nuklir Chernobyl itulah yang kemudian digambarkan dalam episode pembuka dari total 5 episode miniseri yang ditayangkan di HBO.

Ilustrasi: Indiewire.com
Ilustrasi: Indiewire.com
Ditayangkan selama 5 minggu, Chernobyl mencapai episode finalnya di minggu lalu, tanggal 4 Juni 2019. Menyajikan kisah kelam sekaligus bersejarah, Chernobyl kemudian sempat menjadi acara televisi dengan rating tertinggi, bahkan mengalahkan rating season final Game of Thrones.

Namun tak hanya menawarkan cerita based on true story, Chernobyl sejatinya menawarkan lebih dari itu. Sebuah paket lengkap acara televisi yang mungkin akan sulit terulang kembali di masa depan.

"Disaster Movie" dengan Pendekatan Sisi Emosional yang Kuat

Ilustrasi: Hbo.com
Ilustrasi: Hbo.com
Lupakan gambaran disaster movie layaknya film 2012 dan kawan-kawannya. Chernobyl jelas menyajikan hal yang jauh lebih baik dari apa yang ditampilkan disaster movie pada umumnya

Chernobyl sejatinya bisa juga disebut sebagai miniseri serba ada. Tema disaster movie nya kemudian dilengkapi dengan unsur lainnya semisal spionase, intrik politik hingga thriller. Dan disitulah letak spesialnya Chernobyl ini.

Memulai tiap episodenya dengan pace lambat, Chernobyl kemudian membangun intensitasnya secara bertahap tiap episodenya. Dengan tragedi sebagai kisah pembukanya, lantas episode-episode selanjutnya memberikan visualisasi pasca tragedi yang nampak aktual dengan footage aslinya yang beredar di Youtube maupun film dokumenter milik BBC.

Ilustrasi: hbo.com
Ilustrasi: hbo.com
Meskipun pada dasarnya miniseri ini memiliki tema bencana, namun sisi emosional para karakternya jelas menjadi jualan utama dalam serial ini. Karena tak hanya melihat bencana Chernobyl dari 1 karakter saja, namun juga melalui sudut pandang banyak karakter termasuk juga karakter antagonis.

Tak hanya itu, gambaran para korban baik yang terkena dampaknya secara langsung maupun  tidak, semuanya ditampilkan dengan cukup detail dan mengena.

Pemadam kebakaran yang terkena dampak radiasi sangat besar, pemuda yang menunjukkan nasionalismenya sebagai relawan hingga deretan pekerja tambang pemberani yang rela masuk ke area full radiasi tanpa alat pengamanan, semuanya ditampilkan dengan sisi emosional yang begitu mengena.

Ilustrasi: Cnet.com
Ilustrasi: Cnet.com
Tak hanya melalui dialog yang disusun dengan sangat baik, Chernobyl terkadang juga berbicara pada para penontonnya melalui adegan tanpa dialog. Percayalah, melihat adegan ratusan mayat anjing yang dikeluarkan dari truk, rusa yang mati di hutan yang terkena dampak radiasi, atau seorang wanita yang melihat rentetan bus berisi pengungsi, juga mampu membuat emosi kita bercampur aduk.

Atau pada permulaan episode 5 misalnya. Kita disajikan gambaran kota Pripyat yang begitu asri, tenang dan ramah anak, yang menggambarkan bagaimana keadaan kota dan penduduknya seharusnya saat itu. 

Maka ketika adegan kemudian berganti ke kondisi setelahnya, rasa haru tentu saja muncul karena kita turut merasakan bagaimana para penduduk mengalami perubahan hidup 180 derajat dalam waktu singkat. Hidup mereka kini tak lagi sama.

Performa Apik para Aktor

Ilustrasi: Collider.com
Ilustrasi: Collider.com
Dengan kisah drama yang berfokus pada character driven, maka pemilihan aktor sudah pasti tak boleh sembarangan. Dan Chernobyl nyatanya bisa mengakomodir hal tersebut.

Stellan Skarsgard sebagai Boris Shcherbina misalnya, mampu menampilkan sosok dewan menteri yang berkharisma namun di satu sisi juga rapuh dan penuh kepanikan. Chemistrynya dengan karakter Valery Legasov yang diperankan Jared Harris, mampu ditampilkan dengan apik dan kuat. 

Ilustrasi: Rollingstone.com
Ilustrasi: Rollingstone.com
Begitupun dengan karakter Valery Legasov-nya Jared Harris. Sebagai karakter sentral yang berperan penting dalam pengungkapan fakta bencana Chernobyl, Jared Harris begitu brilian berperan sebagai seorang ilmuwan yang berada di persimpangan antara tetap berpegang teguh pada kode etik science atau harus takut akan ganjaran yang bisa membuatnya dibungkam bahkan "dimatikan" pemerintah.

Pujian juga patut diberikan pada Paul Ritter yang berperan sebagai Anatoly Dyatlov, penanggung jawab ujicoba keamanan yang membuat reaktor nomor 4 meledak.

Penampilannya sebagai sosok otoriter yang tak mengamini bahwa keputusannya menghasilkan kesalahan fatal, menjadi adegan paling menyebalkan dan menggemaskan yang membuat kita ikut merasa geram.

Ilustrasi: denofgeek.com
Ilustrasi: denofgeek.com
Tokoh fiktif seorang ilmuwan wanita bernama Ulana Khomyuk(Emily Watson), dibuat sebagai penghormatan terhadap para ilmuwan lain yang turut membantu Legasov mengungkap tabir kebenaran. Jelas, kehadiran sosok Ulana juga mampu menambah intensitas film berkat gambaran gigihnya membuka fakta meskipun harus melakukan aksi spionase yang mengancam karirnya.

Sajian Visual dan Scoring yang Mengagumkan

Ilustrasi: Variety.com
Ilustrasi: Variety.com
Menyaksikan Chernobyl tak ubahnya memasuki sebuah kelas sejarah dengan tampilan visual dan musik latar yang membuat kita betah berlama-lama. Setiap detail penceritaan mampu ditranslasikan ke dalam sajian visual yang memanjakan mata dengan tambahan scoring yang mampu membangun suasana.

Jika anda pernah menyaksikan film Belanda berjudul Thelma, anda pasti familiar dengan sinematografi dalam Chernobyl. Pasalnya, kedua film ini menggunakan sinematografer yang sama yaitu Jakob Ihre.

Maka layaknya Thelma yang kisahnya juga cukup gelap, Chernobyl pun juga tampil dengan visual yang agak kelam dan dingin sehingga mampu menarasikan situasi mengerikan yang terjadi saat itu. Ditambah dengan CGI yang meskipun tampil singkat, namun didesain dengan cukup maksimal dan halus sehingga mampu menampilkan efek ledakan yang maksimal.

Ilustrasi: Metro.co.uk
Ilustrasi: Metro.co.uk
Production design yang disupervisi Luke Hull pun begitu menggugah. Luke Hull yang juga merangkap sebagai Art Director dan Art Department di beberapa film Hollywood semisal Prometheus dan King Arthur-nya Guy Ritchie, menambah sisi positif dari miniseri ini.

Tampilan kota Pripyat era 80-an dari ramai hingga kosong, suasana menegangkan di dalam reaktor, hingga tanpilan luka yang membuat ngilu, semuanya mampu ditampilkan dengan detail yang cukup baik. 

Sementara dari sisi scoring, Hildur Gudnadottir memberikan sajian scoring yang mampu membangun efek mengerikan, mencekam dan menegangkan di saat bersamaan. Mungkin karya lainnya semisal dalam film Arrival, bisa menjadi sedikit gambaran bagaimana komposisi scoring pada miniseri Chernobyl ini.

Secercah Kebenaran di Antara Rangkaian Kebohongan

Hollywoodreporter.com
Hollywoodreporter.com

"There are a few terrible men who bring the disaster about, and a few brave and all-knowing ones, who ultimately save Europe from becoming uninhabitable and who tell the world the truth." - Masha Gessen

Apa yang dikatakan jurnalis Amerika-Russia Masha Gessen memang benar adanya. Mungkin sebagian dari kita tahu bahwa tragedi Chernobyl tak hanya berbicara tentang human error ataupun kesalahan sistem saja. Lebih dari itu, Chernobyl yang menjadi salah satu katastrofi mengerikan dalam sejarah dunia, menjadi bukti bahwa secercah kebenaran mampu melawan kebohongan yang telah mengakar kuat.

Fakta kematian ratusan ribu orang yang hingga kini hanya tercatat sebanyak 31 orang oleh pemerintahan Soviet, menjadi bukti bagaimana sebuah kebohongan begitu dipertahankan kala itu. 

Ilustrasi: rbth.com
Ilustrasi: rbth.com
Hanya demi menyenangkan politisi di tingkat atas dan juga untuk menutupi kebobrokan bangsa sendiri agar tak dianggap rendah bangsa lain, fakta yang meskipun terkadang pahit harus ditutupi. Korban pun berjatuhan.

Waktu 2 hari yang dibutuhkan untuk benar-benar mengungkap fakta terkait bencana besar tersebut, tentu saja benar-benar diluar akal sehat. 2 hari yang pada akhirnya begitu terlambat karena bencana sudah semakin meluas dan pastinya tak bisa ditutup-tutupi lagi.

Valery Legasov dan ratusan ribu relawan pada akhirnya memang menjadi pahlawan berkat keberaniannya mengungkap fakta dan menghentikan bencana yang lebih besar lagi. Meskipun hal tersebut nyatanya membahayakan karir Legasov dan orang-orang di sekelilingnya. Mereka dibungkam, dipenjara bahkan harus dibunuh oleh karena fakta yang terungkap.

Bahkan pengungkapan fakta Chernobyl jugalah yang pada akhirnya meruntuhkan kejayaan Soviet, seperti apa yang pernah disampaikan Mikhail Gorbachev.

Namun di satu sisi mereka juga menjadi korban dari segelintir orang yang mendatangkan bencana akibat mempertahankan kebohongan. Kebohongan yang dampaknya ternyata bertahan hingga ratusan tahun kemudian.

Ilustrasi: ew.com
Ilustrasi: ew.com
Ya, setidaknya Chernobyl mengajarkan kita bahwa harga dari sebuah kebohongan itu amatlah mengerikan. Dan suka tidak suka, hingga saat ini pun kita sejatinya juga turut masuk di dalam sistem yang dibangun dari sebuah kebohongan di masa lampau. Entah kebohongan yang mana.

Karena siapa yang akan peduli jika kebohongan telah berubah menjadi kebenaran yang diyakini banyak orang bukan?

"Ingatlah, setiap kita memulai 1 kebohongan, maka sebenarnya kita juga sedang berhutang terhadap 1 kebenaran. Dan cepat atau lambat hutang tersebut akan terbayarkan " - Valery Legasov

Penutup

Ilustrasi: theguardian.com
Ilustrasi: theguardian.com
Sebagai miniseri yang mengisahkan salah satu bencana besar dalam sejarah, Chernobyl amatlah kokoh menceritakan tiap detailnya. Entah terkait penjelasan kejadian bencana tahap demi tahap atau bagaimana konspirasi pemerintah bisa terbentuk, semuanya mampu disampaikan dengan jelas bahkan untuk penonton awam sekalipun.

Menyaksikan Chernobyl tak ubahnya memasuki wahana sejarah yang kaya akan ilmu pengetahuan sekaligus menampilkan parade visual yang mengagumkan. Maka 5 episode yang nampaknya terlalu singkat, nyatanya sangat efektif karena tiap episodenya diceritakan dengan sangat padat dan berisi.

Ilustrasi: People.com
Ilustrasi: People.com
Memang miniseri ini sudah selesai, namun jika anda berlangganan HBO, anda masih bisa menikmati setiap episodenya yang ditayangkan secara berkala setiap harinya. Percayalah, anda akan dibuat kagum dengan kedalaman ceritanya. 

Dan sekali lagi, HBO masih menunjukkan tajinya sebagai penyedia konten serial dan miniseri jempolan ditengah menjamurnya platform streaming tandingan. Sekalipun serial jagoannya, GOT, telah berakhir.

Skor: 9/10

Salam Kompasiana.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun