Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"X-Men: Dark Phoenix", Penutup Saga yang Antiklimaks dan Mudah Terlupakan

9 Juni 2019   22:57 Diperbarui: 10 Juni 2019   15:35 8247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Collider.com
Collider.com
Film ini memang cukup mengecewakan, namun ternyata tidak dengan penampilan para aktornya. James McAvoy, Michael Fassbender bahkan Sophie Turner jelas menjadi roda penggerak yang membuat film ini masih memiliki kharisma X-Men muda yang telah dibangun sejak First Class dulu.

McAvoy jelas paling menarik karena berhasil menampilkan sosok Charles Xavier yang makin jenius dan pandai dalam hal tata kata namun di satu sisi juga semakin menunjukkan keegoisannya. Bahkan selisih pendapat dengan Raven (Jennifer Lawrence) menjadi salah satu konflik menarik yang sayangnya tak dieksplorasi lebih jauh.

Pop.inquirer.net
Pop.inquirer.net
Nicholas Hoult si mantan kandidat Batman baru pun mampu memberikan penampilan terbaiknya. Karakter Beast-nya kini lebih complicated berkat adanya konflik hati yang turut membentuk jalinan kisah utama film ini.

Sederhanya, para aktor film ini nampak all out dalam memberikan penampilan final mereka. Sayang, kedalaman kisah dan konflik utama yang cukup dangkal membuat penampilan brilian mereka nampak sia-sia.

Namun setidaknya mereka berhasil membuat kita lupa bahwa sejak First Class yang berlatar tahun 60-an hingga Dark Phoenix yang berlatar tahun 90-an, baik Prof. X, Magneto, Raven hingga Beast tak mengalami penuaan yang berarti. 

Entah, serum apa yang mereka konsumsi hingga tetap awet muda selama 30 tahun tersebut, heuheu.

Sajian X-Men yang Tetap Menghibur

Geektyrant.com
Geektyrant.com
Namun dibalik segala kekurangannya, tak bisa dipungkiri X-Men: Dark Phoenix adalah sajian X-Men yang masih cukup menghibur. Setidaknya, Dark Phoenix masih menyajikan elemen-elemen X-Men yang kita cintai.

Pesawat para mutant, kostum tempur warna kuning dan navy yang jadi ciri khasnya, hingga tampilan Jean Grey dalam rage mode nampak memesona. 

Bahkan berbagai efek pertarungan dalam parade CGI kelas atas pun tampil maksimal dan memukau sesuai ciri khas franchise ini. Dan efek slow motion-nya Quicksilver jelas masih menjadi primadona.

Express.co.uk
Express.co.uk
Sementara sinematografi film ini tak bisa dipungkiri masih jadi salah satu yang terbaik. Mauro Fiore yang sebelumnya menjadi sinematografer untuk film-film seperti Avatar dan The Island, mampu mengkombinasikan nuansa dark khas X-Men dengan unsur retro yang juga stylish dan artistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun