Dengan kemunculan Furie dan Maria, sejatinya juga semakin membuat beladiri asal Asia Tenggara dikenal dunia. Karena jika sebelumnya publik internasional hanya mengenal Muay Thai atau beberapa tahun belakangan mulai mengenal Pencak Silat, kini bertambah referensinya setelah melihat dua film tersebut.
Dalam Furie, kita diperkenalkan dengan beladiri khas Vietnam, Vovinam, yang memiliki kombinasi gerakan Kung Fu dengan Pencak Silat. Vovinam sendiri menggabungkan sifat keras(frontal) dan lembut(gerakan sirkular), sehingga menjadikannya sebuah teknik beladiri yang elegan dengan di satu sisinya juga mematikan.
Sementara dalam Maria, meskipun menyajikan koreografi pertarungan yang berupa gabungan dari berbagai jenis martial arts, namun tetap menghadirkan senjata tradisional Karambit sebagai senjata utama sang jagoan di film tersebut.Â
Seperti kita tahu, meskipun identik dengan silat-nya Indonesia, Karambit sejatinya merupakan senjata tradisional yang jamak ditemukan pada berbagai daerah di negara Asia Tenggara lainnya.
Maka jelas, dengan hadirnya 2 film tersebut, beladiri asal Asia Tenggara semakin bersinar di dunia Internasional. Dan kita sejatinya patut berbangga karena sejak Merantau memperkenalkan sajian laga asal Indonesia ke mata dunia bahkan dipuji banyak kritikus, negara-negara di Asia Tenggara lain pun tergerak untuk menciptakan hal senada.
Maka tak heran jika suatu saat film-film laga asal Asia Tenggara akan makin digemari melebihi film laga Asia yang selama ini ragam beladirinya seperti Kung Fu, Karate dan Tae Kwon Do sudah dikenal lebih dulu. Karena biar bagaimanapun, penonton pasti menginginkan sesuatu yang baru dan segar.Â
Dan sajian aksi dalam balutan teknik beladiri asal Asia Tenggara saya rasa bisa menjadi pelepas dahaga para pecinta film aksi di seluruh dunia, cepat atau lambat.
Penutup