| Sumber: Empireonline.co.uk
Godzilla: King of The Monsters justru tampil artistik dengan kombinasi visual efek jempolan dan
tone film semacam itu. Membuatnya nampak gagah, kharismatik namun di sisi lain juga mampu tampil intimidatif kala muncul adegan yang memperlihatkan kekuatan Godzilla juga lawannya.
Dengan sajian visual efek yang sangat halus, detail dan megah tersebut, rasanya Godzilla: King of The Monsters sangat layak untuk masuk dalam nominasi peraih penghargaan visual efek terbaik di gelaran Oscar 2020 nanti.
Scoring dan Sinematografi Apik
Musik sejatinya telah menjadi salah satu elemen penting dalam sebuah film. Tanpa musik, film seakan kehilangan identitasnya dan berjalan begitu saja dengan kesepiannya.
Dan pada film Godzilla: King of The Monsters ini, musik yang ditampilkan pun berhasil disajikan dengan begitu baik. Bear McCreary yang sebelumnya pernah menggarap scoring untuk 10 Cloverfield Lane, Battlestar Galactica dan The Walking Dead, mampu menghadirkan sentuhan magisnya pada film ini.
Bear McCreary| Sumber: rollingatone.com
Tak sekadar membangun suasana seru kala berlangsungnya adegan pertarungan,
scoringnya pun begitu efektif kala adegan-adegan emosional muncul antar karakternya. Bahkan
Godzilla Theme nya terdengar sangat gagah dan meyakinkan.
Sinematografinya pun begitu apik digarap oleh Laurence Sher yang di tahun ini juga bisa kembali kita lihat karyanya dalam film Joker yang dibintangi Joaquin Phoenix. Berbagai teknik pengambilan gambarnya memiliki keunikannya tersendiri dan menjadi satu kesatuan yang kokoh dalam membentuk keseluruhan kisah film ini.
Lemah di Penceritaan Drama
| Sumber: imdb.com/ Warner Bros. Pictures
Satu hal yang membuat film ini nampak kurang adalah unsur drama antar manusia yang disematkan di tengah-tengah pertarungan kaiju tersebut. Tidak buruk, hanya saja terlalu ringan bagi sekuel yang juga berperan sebagai jembatan ke film monsterverse lainnya.
Sebenarnya, secara konflik film ini hampir sama dengan apa yang disajikan film pertamanya. Hubungan anak dan orangtua di tengah bencana global tetap menjadi isu utama yang diangkat dalam film ini. Namun bedanya, kali ini ditambahkan dengan unsur penghianatan, pengorbanan dan perjuangan yang lebih kompleks dari film pendahulunya.
Namun ternyata hasilnya pun tak baik-baik amat. Banyaknya konflik menyebabkan
chemistry antar karakternya berkurang termasuk antara Vera Farmiga dan Millie Bobby Brown yang berperan sebagai ibu dan anak.Â
Lihat Film Selengkapnya