Sejak kemunculannya di tahun 1995 silam lewat sebuah video gim untuk handheld Gameboy berjudul Pokemon: Red and Green, Pokemon besutan Satoshi Tajiri ini telah menjelma menjadi media franchise terbesar mengalahkan franchise raksasa lain semisal Hello Kitty, Star Wars bahkan Mickey Mouse.
Total pendapatan franchise hingga saat ini yang sebesar 90 Milyar USD nampaknya sudah cukup membuktikan bahwa Pokemon begitu dicintai dan kemunculannya selalu diterima dengan baik entah pada media film, video gim ataupun trading card games.
Franchise video gim Pokemon yang menempati urutan kedua dibelakang franchise gim Mario Bros pun sudah muncul dalam berbagai seri dan eksklusif untuk konsol atau handheld milik Nintendo.Â
Umumnya, gim Pokemon bergenre Turn-Based RPG, dimana selalu ada unsur kenaikan level dan sistem bertarung bergantian yang dibalut dalam sebuah cerita seru dan cukup panjang.
Gim yang cukup berbeda dan keluar dari pakem gim Pokemon pada umunya kemudian muncul menyapa fansnya di Jepang tahun 2016 silam dan 2018 untuk rilis internasionalnya. Bergenre noir dan sarat petualangan khas detektif, Detective Pikachu kemudian menjadi video gim favorit para pengguna handhled Nintendo 3DS.Â
Karena tak hanya menawarkan cerita yang baru, Detective Pikachu pun menampilkan semesta yang berbeda namun tetap menampilkan unsur-unsur utama khas Pokemon.
Dan di tahun 2019 ini Detective Pikachu kemudian diangkat ke layar lebar. Tak hanya menggandeng Rob Letterman(Goosebumps, Gullivers Travel) di kursi sutradara, Detective Pikachu pun menggandeng nama besar semisal Ryan Reynolds (Deadpool, Green Lantern), Bill Nighy (Pirates of Carribean:Dead Man Chest) dan Ken Watanabe (The Last Samurai, Inception), serta mengolaborasikannya dengan bintang muda seperti Justice Smith (The Get Down, Jurassic World) dan Kathryn Newton (Three Billboards Outside Ebbing, Missouri).
Diharapkan mampu melepas kutukan film adaptasi video gim, Detective Pikachu pun kemudian berkomitmen untuk menghadirkan film yang kaya akan berbagai unsur Pokemon yang dinanti oleh para fans. Lantas, apakah si kuning Pikachu bisa menjawab ekspektasi banyak fans nya?
Sinopsis
Tim Goodman(Justice Smith), seorang pemuda yang bekerja di sebuah perusahaan asuransi namun masih memiliki cita-cita sebagai pelatih Pokemon, mendapatkan sebuah kabar buruk terkait kondisi ayahnya di kota Ryme. Sang ayah, Harry Goodman yang juga seorang detektif, dikabarkan menghilang bahkan tak sedikit yang percaya bahwa dirinya telah tiada pasca melaksanakan tugasnya di kota tersebut.
Datang ke Ryme City untuk kemudian membereskan dokumen-dokumen sang ayah di apartemennya sebelum pulang kembali, Tim kemudian bertemu dengan Pikachu (Ryan Reynolds) yang menjadi Pokemon partner ayahnya dulu.Â
Mengetahui bahwa Tim bisa memahami bahasa Pikachu, Pikachu pun kemudian mengajak Tim untuk mencari tahu tentang kasus menghilangnya sang ayah yang nampak mencurigakan sambil mengembalikan sedikit demi sedikit ingatan Pikachu yang juga hilang.
Mereka pun kemudian berpetualang menyusuri kota Ryme dimana manusia dan Pokemon mampu hidup berdampingan. Pertemuan mereka dengan jurnalis magang, Lucy Stevens (Kathryn Newton), kemudian semakin meyakinkan mereka bahwa ada yang tak beres terkait menghilangnya Harry Goodman. Bahkan tak hanya itu, mereka juga menyadari bahwa ada seseorang dengan ambisi jahat yang ingin memanfaatkan para Pokemon dengan menggunakan serum berbahaya bernama "R".
Lantas apakah Pikachu, Tim dan Lucy bisa menghentikannya?
Dunia Pokemon Mampu Dihidupkan
Cukup menarik ketika mengetahui bahwa justru Detective Pikachu lah yang diangkat ke layar lebar dan bukan adaptasi serialnya. Padahal serialnya lah yang memperkenalkan Pokemon hingga sebagaimana kini dikenal luas oleh dunia.Â
Serialnya yang menceritakan petualangan Ash, Brock, Misty beserta Pokemon mereka yang kerap diganggu oleh kehadiran Tim Roket, menjadi hal-hal yang sampai saat ini teringat jelas di benak anak-anak era 90-an.
Namun ternyata, Legendary Pictures dan Warner Bros nampak ingin menjadikan Detective Pikachu sebagai landasan utama sebelum mereka membuat banyak film Pokemon di masa depan(dengan catatan film ini laris di pasaran). Ya, strateginya mirip dengan apa yang mereka lakukan pada Godzilla hingga kemudian menjadi universe baru yang kehadirannya juga cukup ditunggu oleh banyak orang.
Banyaknya Pokemon yang muncul mulai dari Bulbasaur, Charmander, Pigeon, hingga alat penangkap Pokemon yang terkenal, Pokeball, menjadi unsur-unsur yang tentu saja mengokohkan status semesta Pokemon itu sendiri. Dunia Pokemon begitu hidup dan luas baik di kota Tim berasal hingga ke Ryme City yang begitu besar.
CGI para Pokemon sendiri cukup detail, sehingga aura menggemaskannya tidak hilang. Tak lupa, para Pokemon yang hanya bisa bersuara dengan menyebut nama mereka sendiri layaknya "I am Groot" di GOTG, terdengar menggunakan suara yang sama dengan yang biasa kita dengar pada serial tv, film bahkan gimnya. Sangat menarik.
Bahkan dalam salah satu adegan pertarungan Pokemon, terlihat cameo yang muncul nampak seperti karakter Ash pada animenya, meskipun memang belum dikonfirmasi itu dia atau bukan. Hanya saja hal ini semakin menegaskan bahwa kemungkinan film Pokemon lain muncul di masa depan dan terkoneksi dengan kejadian dalam Detective Pikachu bisa saja terjadi. Ingat, konsep Universe masih cukup seksi hingga tahun-tahun mendatang, heuheu.
Namun yang pasti Detective Pikachu cukup berhasil menghidupkan suasana kota masa depan dalam wujud Ryme City yang modern, penuh neon dan khas nuansa cyberpunk.Â
Ditambah dengan kemunculan ratusan Pokemon yang telah kita kenal sejak lama, menyebabkan film ini cukup sukses menghidupkan kota Pokemon yang dulu hanya kita kenal lewat manga, serial atau gimnya saja. Dan yang pasti, Ryme City adalah satu dari sekian banyak kota Pokemon yang bisa jadi akan muncul di masa depan.
Performa Apik Ryan Reynolds
Satu hal yang membuat saya dan mungkin beberapa orang cukup skeptis terhadap film ini pada awalnya adalah karena penunjukkan Ryan Reynolds sebagai pengisi suara Pikachu. Meskipun memang suaranya jauh lebih baik dibanding pengisi suara Pikachu di versi gim nya, image Deadpool yang sudah melekat pada dirinya lah yang kemudian membuat anggapan bahwa Pikachu akan jadi "Deadpool"-nya anak-anak begitu terngiang di pikiran.
Namun ternyata dugaan saya salah. Ryan Reynolds memang membawa beberapa jokes yang mirip dengan apa yang dilakukannya pada karakter Deadpool(tanpa kata-kata kasar tentunya), namun dengan pengembangan yang lebih universal.Â
Menjadi sebuah kontradiksi yang unik kala tubuh kuning gempal nan menggemaskan khas Pikachu, berpadu dengan dialog Reynolds yang kocak dan cukup iseng.
Tentu saja, Reynolds membuktikan bahwa dirinya mampu menghidupkan sosok Pikachu dalam film ini.
Adaptasi Video Gim Terbaik?
Sudah begitu banyak film yang diadaptasi dari video gim yang sayangnya tak begitu sukses di pasaran. Tomb Raider, Assasin's Creed, Hitman, Prince of Persia, Max Payne hingga Alone in The Dark menjadi contoh franchise gim yang begitu sukses di pasaran namun justru melempem di tangga box office dunia. Pengecualian ada pada franchise Resident Evil, yang meskipun ceritanya kerap dikritik para gamer, namun filmnya selalu mencetak sukses di pasaran dan memiliki basis fansnya tersendiri.
Video gim yang terlanjur memiliki karakter dan kisah fantasi yang begitu melekat di diri para gamer, menyebabkan kisahnya tak bisa dengan mudahnya diaplikasikan ke dalam layar lebar. Mengingat harus ada penyesuaian terkait unsur fantasi dalam gim dan realita dalam film, menyebabkan film adaptasi video gim kerap "terpeleset" masuk ke jurang yang sama dimana unsur utama kerap diabaikan.
Disinilah yang menyebabkan Detective Pikachu berpotensi mematahkan kutukan film adaptasi video gim. Detective Pikachu memang mengubah sedikit jalan cerita dalam gimnya agar lebih relevan, namun tidak merubah inti cerita dan unsur utama gimnya.Â
Pertemuan Pikachu dan Tim Goodman, proses menyelesaikan teka-teki hilangnya Harry Goodman hingga keberadaan serum R yang menggerakkan keseluruhan film, menjadi unsur-unsur yang tak dihilangkan dalam film ini. Ditambah dengan para Pokemon yang ditampilkan sesuai versi aslinya, baik dalam suara, tampilan CGI ataupun kekuatan yang mereka miliki, menjadikan faktor tambahan yang membuat film adaptasi ini begitu kokoh.
Adegan flashback yang muncul terlalu banyak memang cukup mengganggu, hanya saja hal tersebut masih cukup wajar mengingat banyak hal di masa lalu yang menjadi konklusi atas kasus yang diselesaikan Pikachu dan Tim.
Rob Letterman yang sebelumnya sukses mengadaptasi Goosebumps memang nampak menjadikan film ini tak hanya sebagai dedikasi bagi fansnya namun juga bagi para penonton kasual. Filmnya sendiri cukup ringan, menghibur dan seru, dengan jalan cerita yang mudah dimengerti oleh anak-anak sekalipun.Â
Namun sebagai film adaptasi video gim, rasanya belum bisa dikatakan film ini yang paling sukses, tapi berada pada trek yang benar itu jelas. Memang berbagai unsur gim nya berhasil dipertahankan, hanya saja ceritanya terlalu sederhana hingga nampak sama saja dengan film adaptasi video gim lain. Unsur dramanya pun nampak tak terlalu kuat meskipun cukup tertolong chemistry Reynolds dan Justice.
Penutup
Sebagai sebuah film adaptasi video gim, Detective Pikachu memang masih jauh dari kata sempurna. Hanya saja, elemen-elemen penting dalam gim yang tetap dipertahankan ditambah dengan unsur original Pokemon yang kental lewat kehadiran ragam Pokemon hingga Pokeball yang legendaris, menjadikan film ini sebagai sajian kaya nostalgia yang menghibur.
Tone yang cerah, CGI yang digarap dengan baik ditambah dengan cerita yang ringan dan lucu juga menjadi faktor kuat bahwa film ini kelak akan dengan mudah dicintai anak-anak.Â
Memang sisi drama dan penggalian kisahnya cenderung standar dan biasa saja. Beberapa aktor pun nampak hanya sebagai pemanis karena tak mendapatkan porsi yang cukup di film ini.Â
Tak ayal film ini hanya nampak sukses sebagai film untuk bernostalgia.Ya cukup bersyukur, film ini masih digarap cukup oke, tak seberantakan seperti apa yang dilakukan Michael Bay pada Transformers atau TMNT.
Ya, Detective Pikachu jadi rekomendasi hiburan ringan di akhir pekan ini, setelah sebelumnya mungkin kita bosan dengan tontonan bioskop yang didominasi Endgame.
Skor: 6,5/10 -Menghibur, CGI mumpuni, sarat nostalgia namun tertutup dengan jalan cerita yang biasa saja dan mengikuti formula adaptasi lain -
Special thanks buat Komik yang sudah memberikan tiket ScreenX CGV-nya. Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H