Gelaran Game Developer Conference 2019(GDC 2019) yang diselenggerakan sejak 18 hingga 21 Maret lalu, menyisakan sebuah informasi yang menarik. Pasalnya, gelaran yang biasanya menjadi panggung bagi tiga perusahaan gim ternama semisal Sony, Microsoft dan Nintendo, kali ini justru dimiliki oleh perusahaan lain yang masih cukup baru memasuki ranah ini yaitu Google.
Stadia yang menjadi proyek baru garapan Google, sontak menjadi primadona GDC 2019 berkat fitur dan teknologi yang disematkannya. Tak hanya melompati para pesaingnya semisal Sony dan Microsoft, Stadia juga dianggap banyak kalangan memulai sebuah babak baru dalam industri video gim.Â
Lantas, seperti apa sih Stadia itu?Â
Tentang Stadia
Dikenal pertama kali di tahun 2018 sebagai proyek rahasia bernama Project Yeti, Stadia atau disebut juga dengan Google Stadia merupakan sebuah platform cloud gaming. Para penggunanya bebas memainkan berbagai gim termasuk gim kualitas AAA sekalipun, tanpa perlu memusingkan jenis konsol atau kompatibilitas PC seperti apa untuk menjalankan gim tersebut.Â
Selama pengguna memiliki browser Google Chrome di PC, tablet ataupun smartphone ditambah dengan koneksi internet yang mumpuni, gim-gim yang tersedia di pustaka Stadia bisa langsung dimainkan.
Jika selama ini dalam memainkan video gim pengguna harus menyiapkan terlebih dahulu konsol semisal PS4, Xbox, atau PC berspesifikasi tertentu, juga cd atau blue-ray gim itu sendiri, maka lewat Stadia proses tersebut dipangkas.Â
Pengguna tak perlu lagi repot-repot menyiapkan hal-hal tersebut karena proses gim nya dilakukan langsung lewat server Stadia. Ya, Stadia bukanlah konsol melainkan platform gaming yang cara kerjanya bisa dibilang persis seperti Netflix juga Spotify.Â