Mungkin tak ada yang menyangka sebelumnya bahwa akan ada dua versi Captain Marvel yang ditayangkan hampir bersamaan di bioskop-bioskop tanah air. Yang satu merupakan film garapan Marvel Studios dan sudah ditayangkan sejak Maret lalu, sedangkan film satunya lagi merupakan Captain Marvel original yang telah berubah nama menjadi Shazam! dan ditayangkan mulai 2 April 2019 ini.
Ya, pada awalnya karakter Shazam! bernama Captain Marvel ketika komiknya diperjualbelikan di tahun 1940-an oleh Fawcett Comics. Bahkan penjualan komiknya berhasil melewati penjualan komik Superman yang juga populer kala itu.
Hanya saja, penjualan komik yang mulai menurun di tahun 1950-an serta munculnya tuntutan dari DC Comics terkait karakter Captain Marvel yang dianggap sebagai plagiat Superman, menjadi beberapa sebab Fawcett Comics menghentikan penjualan komiknya. Hiatusnya Fawcett menjadi keuntungan sendiri bagi Marvel Comics yang akhirnya mendapatkan lisensi penggunaan karakter Captain Marvel sekitar tahun 60-an.
Tak mau ada kesamaan karakter dengan kompetitor yang membuat bingung, lisensi Captain Marvel yang pada akhirnya dijual Fawcett Comics ke DC Comics di tahun 1972 pun akhirnya di rebranding. Shazam sebagai mantra yang sering disebut Captain Marvel versi Fawcett, pada akhirnya dipilih menjadi nama superhero kocak tersebut, hingga saat ini.
Di tahun 2019 ini, akhirnya karakter komik yang cukup unik tersebut diadaptasi ke dalam sebuah film. Menggandeng sutradara David F.Sandberg (Lights Out, Annabelle:Creation) dan Zachary Levi (Chuck, Thor: The Dark World) sebagai si pahlawan super berspandex merah, Shazam! pun muncul membawa warna baru film superhero DC.
Sinopsis
Setiap manusia pasti memiliki sisi superhero di dalam dirinya sendiri. Hal tersebut berlaku juga untuk Billy Batson (Asher Angel), seorang remaja yatim piatu yang secara terpaksa tinggal dalam panti asuhan yang dikelola oleh Rosa (Marta Milans) dan Victor (Cooper Andrews).
Di antara anak-anak lainnya di tempat tersebut, Billy memiliki sahabat setia yang seorang disabilitas bernama Freddy Freeman (Jack Dylan Grazer). Kepeduliannya terhadap Freddy pun ditunjukannya kala ia menolong Freddy dari gangguan anak-anak nakal di sekolahnya, meskipun akhirnya justru Billy yang gantian dikejar.
Kabur dari kejaran anak-anak tersebut, Billy pun masuk ke dalam MRT yang ternyata menuntunnya ke dalam pertemuan dengan sang penyihir tua Shazam (Djimon Hounsou). Dianggap memiliki hati bersih dan murni, Billy pun dianugerahi kekuatan penuh sang penyihir dengan cukup menyebut kata "Shazam!".Â
Shazam sendiri merupakan akronim dari kekuatan tak terbatas yang dimiliki oleh 6 tetua abadi yaitu Solomon, Hercules, Atlas, Zeus, Achilles, dan Mercury.
Mengetahui bahwa dirinya bisa berubah menjadi sesosok pria dewasa yang memiliki kekuatan tak terbatas, Billy pun melatih kemampuannya bersama Freddy sambil menolong orang-orang yang memerlukan bantuannya. Namun layaknya remaja pada umumnya, Billy pun belum begitu yakin akan kemampuan yang dimilikinya sendiri.
Dan sebagaimana kebaikan itu lahir, kejahatan pun muncul untuk menghalangi segala kebaikan yang dimiliki Shazam. Adalah Dr.Thaddeus Sivana(Mark Strong), yang ingin menyingkirkan Shazam untuk memenuhi ambisinya. Dikuasai oleh 7 dosa mematikan yang berwujud monster, Thaddeus pun berniat menghancurkan Shazam secepatnya.
Kini, nasib dunia ada di tangan Billy Batson a.k.a Shazam. Mampukah Shazam menghalangi segala rencana jahat Thaddeus? Juga, mampukah Shazam memiliki keyakinan akan kemampuannya sendiri?
Tak Hanya Menghibur, Shazam Juga Mendidik
Angka 91% certified fresh pada situs rotten tomatoes untuk Shazam!, tentu saja menjadi angin segar bagi DC yang sebelumnya selalu langganan mendapatkan review negatif untuk film-film DC Extended Universe mereka. Sepertinya hampir semua orang termasuk saya juga sepakat bahwa Shazam! menjadi film DC paling menghibur dan tentunya ceria dibanding film-film DCEU lainnya yang cenderung gelap.
Shazam! berhasil memunculkan jokes segar di sepanjang film. Zachary Levi dan Dylan Grazer tentu saja menjadi unsur utama pembentuk film ini. Dimana hubungan mereka sebagai superhero dan kick-ass nya, mampu tampil begitu segar, lucu dan komikal.
Dylan Grazer tentu saja menjadi scene stealer film ini berkat penampilannya yang memukau. Disamping Levi yang juga sukses memerankan si superhero kocak, dimana di satu sisi mampu memunculkan wibawanya namun tentu saja lebih sering melakukan tindakan-tindakan aneh khas remaja.
Namun selain penampilan memukau 2 pemeran utamanya yang mampu membawa atmosfer segar dalam film, Shazam! sejatinya menawarkan lebih dari itu. Unsur edukasi yang bisa diserap semua orang termasuk anak-anak, tentu saja menjadi poin plus film ini.Â
Arti sebuah keluarga, bahayanya mendekati 7 dosa mematikan, hingga pesan bahwa setiap orang punya sisi superhero dalam dirinya, menjadi poin-poin yang bisa diserap dan menjadi pembelajaran dalam film.
Arti sebuah keluarga tentu saja menjadi poin penting dalam film ini. Bagaimana keluarga menjadi tempat terhangat bahkan menjadi satu-satunya tempat yang bisa menerima segala kekurangan kita, juga bagaimana bersatunya keluarga mampu mengalahkan segala entitas jahat, menjadi contoh poin-poin yang mampu ditranslasikan kedalam berbagai adegan menarik dalam film ini. Apalagi seperti kita tahu, Shazam memang terkenal dengan konsep superhero keluarga melalui Shazam Family-nya.
Analogi musuh terbesar manusia juga muncul dalam bentuk monster-monster mengerikan yang ingin mencoba menutup sinar terang kebaikan yang dianalogikan dalam diri Shazam. Kesombongan, iri hati, keserakahan, keegoisan, kebencian, kemalasan dan ketidakadilan menjadi 7 dosa mematikan yang harus dikalahkan manusia untuk mencapai kemenangan. Dan hal tersebut, mampu dinarasikan dengan cukup sederhana dan mengena pada film ini.
Shazam sendiri juga nampak menjadi representasi dari pengertian bahwa setiap orang memiliki sisi superhero-nya sendiri. Tak hanya itu, Shazam juga menggambarkan bahwa tiap orang yang walaupun masih berusia muda tak selamanya kekanak-kanakan, namun pasti memiliki sisi kedewasaan yang mampu dimaksimalkan untuk membantu orang di sekitar. Begitupun sebaliknya, orang-orang yang berusia lebih dewasa sekalipun terkadang justru memiliki sisi kekanak-kanakan yang justru cenderung membahayakan orang di sekitar.Â
Tak Sempurna Namun Mengena
Shazam! memang menjadi film yang tak begitu spesial jika dibandingkan dengan film-film superhero keluaran Marvel atau keluaran DC terakhir yang menjadi fenomena global, Aquaman. Tampilan CGI yang cenderung biasa saja, menjadi sebab bagaimana film ini tampil tak cukup 'wah' dibanding film superhero lain. Budget yang kecil jelas berpengaruh banyak terhadap hasil akhir CGI film ini.
Namun hal tersebut jelas tertutup dengan kekokohan cerita yang dibangun serta perkembangan antar karakternya yang begitu baik dan natural. Praktis kita disuguhi jalinan kisah yang padat sambil dipersilakan menikmati latar belakang antar karakter yang dinamis dan tak terburu-buru dalam penjelasannya.
Maxime Alexandre (Paris Je T'aime, The Nun) pun nampak memahami sinematografi seperti apa yang cocok untuk memaksimalkan jalinan kisah si superhero kocak ini. Sehingga tiap adegan begitu nyaman untuk disaksikan berkat permainan menawan suasana yang sedikit gelap khas DC dengan warna-warni elektrik khas Shazam. Ya, film ini tetap mengandung unsur dark, meskipun tak segelap film-film DC garapan Zack Snyder.Â
Benjamin Wallfisch yang bertanggung jawab di departemen musik juga berhasil menampilkan deretan soundtrack dan scoring yang memukau. Deretan lagu-lagu klasik dan modern juga berpadu begitu rapi di sepanjang film, mulai dari Queen hingga Bruno Mars, sehingga mampu menampilkan suasana yang menyenangkan dan tentu saja eargasm.
Tak lupa, superhero theme milik Shazam! juga berhasil menjadi salah satu superhero theme terbaik hingga saat ini. Komposisinya begitu megah dan menggugah, mengingatkan akan theme superhero lawas khas John Williams. Silakan didengarkan pada link youtube diatas.
Karakter villain dalam diri Thaddeus Sivana yang meskipun memiliki ambisi yang klise, namun kali ini memiliki latar belakang yang cukup jelas dan beralasan untuk menjadikannya bad guy di film ini.Â
Pertarungan akhirnya pun begitu seru karena musuh nampak sulit untuk dikalahkan. Bahkan tak hanya itu, Mark Strong cukup berhasil menghidupkan karakter villain yang tak hanya sebagai musuh sesaat, namun juga mampu menjadi pondasi bagi musuh-musuh lainnya dalam semesta Shazam di masa depan.
Penutup
Shazam! jelas menjadi film yang tak boleh dilewatkan begitu saja di bulan April ini. Unsur komedi yang pas, tone yang sedikit gelap khas DC namun disertai warna-warni elektrik yang memukau, serta banyaknya pesan positif dalam film, menjadi sebab mengapa film ini patut untuk dicintai.Â
Shazam! juga berhasil mengembalikan nuansa klasik film superhero dengan cerita yang ringan, mengena dan di beberapa bagian tentu saja mengundang crowd pleaser. Maklum, akhir-akhir ini konsep film superhero lebih sering dibuat ke arah yang lebih realistis dan cenderung gelap. Tak salah memang, hanya saja hal tersebut terkadang jadi melupakan esensi film superhero itu sendiri.
Shazam! tak berusaha mengekor jenis film superhero lainnya termasuk Deadpool yang kerap disamakan orang-orang terkait tingkah konyolnya. Shazam! jelas berhasil menjadi film dengan ide cerita sederhana tentang kebaikan melawan kejahatan, namun dengan eksekusi yang segar, unik dan tentu saja menghibur.
Mumpung tanggal merah, yuk ajak teman, pasangan atau keluarga menyaksikan film ini. Dan patut diingat, meskipun film ini didominasi pemeran anak-anak serta memiliki banyak poin yang bisa mengedukasi anak-anak, namun orangtua tetap harus mengawasi karena munculnya beberapa adegan yang mengandung unsur darah dan kekerasan.
Oh iya, siap-siap juga berteriak melihat kemunculan sosok kecintaan banyak orang di seluruh dunia pada adegan penutup film ini. Dan tak lupa, 2 credit scene akan muncul dalam film ini. Jadi, jangan buru-buru pulang ya.Â
So, selamat menonton. Selamat liburan. Happy Shazam Day kompasianer!
Salam kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H