Dylan Grazer tentu saja menjadi scene stealer film ini berkat penampilannya yang memukau. Disamping Levi yang juga sukses memerankan si superhero kocak, dimana di satu sisi mampu memunculkan wibawanya namun tentu saja lebih sering melakukan tindakan-tindakan aneh khas remaja.
Namun selain penampilan memukau 2 pemeran utamanya yang mampu membawa atmosfer segar dalam film, Shazam! sejatinya menawarkan lebih dari itu. Unsur edukasi yang bisa diserap semua orang termasuk anak-anak, tentu saja menjadi poin plus film ini.Â
Arti sebuah keluarga, bahayanya mendekati 7 dosa mematikan, hingga pesan bahwa setiap orang punya sisi superhero dalam dirinya, menjadi poin-poin yang bisa diserap dan menjadi pembelajaran dalam film.
Arti sebuah keluarga tentu saja menjadi poin penting dalam film ini. Bagaimana keluarga menjadi tempat terhangat bahkan menjadi satu-satunya tempat yang bisa menerima segala kekurangan kita, juga bagaimana bersatunya keluarga mampu mengalahkan segala entitas jahat, menjadi contoh poin-poin yang mampu ditranslasikan kedalam berbagai adegan menarik dalam film ini. Apalagi seperti kita tahu, Shazam memang terkenal dengan konsep superhero keluarga melalui Shazam Family-nya.
Analogi musuh terbesar manusia juga muncul dalam bentuk monster-monster mengerikan yang ingin mencoba menutup sinar terang kebaikan yang dianalogikan dalam diri Shazam. Kesombongan, iri hati, keserakahan, keegoisan, kebencian, kemalasan dan ketidakadilan menjadi 7 dosa mematikan yang harus dikalahkan manusia untuk mencapai kemenangan. Dan hal tersebut, mampu dinarasikan dengan cukup sederhana dan mengena pada film ini.
Shazam sendiri juga nampak menjadi representasi dari pengertian bahwa setiap orang memiliki sisi superhero-nya sendiri. Tak hanya itu, Shazam juga menggambarkan bahwa tiap orang yang walaupun masih berusia muda tak selamanya kekanak-kanakan, namun pasti memiliki sisi kedewasaan yang mampu dimaksimalkan untuk membantu orang di sekitar. Begitupun sebaliknya, orang-orang yang berusia lebih dewasa sekalipun terkadang justru memiliki sisi kekanak-kanakan yang justru cenderung membahayakan orang di sekitar.Â
Tak Sempurna Namun Mengena