Bertandang ke arena Parc des Princes tentu bukan hal yang mudah bagi MU. Trauma akan kekalahan pada leg pertama di kandang sendiri, ditambah dengan tak lengkapnya komposisi skuat, menjadi alasan kenapa MU diprediksi tidak akan mampu berbicara banyak di Paris.
Baik MU dan PSG pun sejatinya sama-sama bertanding dengan tekanan penuh semalam. MU dalam tekanan untuk bisa lolos dan membalikkan keadaan, sementara PSG dalam tekanan sebagai pihak yang unggul dalam gol tandang di leg pertama. Tentu saja PSG tidak mau membuang sia-sia keuntungan gol tandang tersebut. Apalagi, di kandang sendiri biasanya justru mereka akan lebih diunggulkan mendulang gol yang lebih banyak.
Dari pertandingan semalam juga menghasilkan berbagai hal menarik yang membuat MU mampu membalikkan keadaan dengan cukup dramatis. So, inilah poin-poin pembahasannya.
Ole yang Mulai Oke di Liga Champions
Apakah MU sudah memberikan penampilan terbaiknya dalam pertandingan semalam? Tentu saja belum. Masih banyak PR yang harus dikerjakan Ole Gunnar dan segenap tim jika mau MU terus berlaga hingga babak pamungkas perebutan si kuping besar.
Hanya saja, hasil semalam semakin memberikan sinar terang akan racikan Ole yang semakin oke untuk menghadapi banyak lawan berat di liga Champions. Pada tulisan saya sebelumnya(di sini), saya sempat membahas bahwa MU nampak tidak seperti biasanya kala menjamu PSG di kandang sendiri. Tidak dominan, passing tak terstruktur rapi hingga nampak gugup alias demam panggung.
Ole tentu saja sudah mulai oke menemukan skema terbaik bagi MU di liga Champions, meskipun dengan skuat tak seperti biasanya. Ya, walaupun memang ujian lainnya masih menanti dan Ole tak boleh berpuas diri akan hasil semalam.
Kembalinya Drama dan Rekor yang Terpecahkan