Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Dragon Ball Super: Broly", Seru, Hiperbolis dan Kaya akan Nostalgia

19 Februari 2019   22:22 Diperbarui: 19 Februari 2019   23:14 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertarunglah Dragon Ball, dengan segala kemampuan yang ada. Bila kembali dari langit, s'moga hidup kan jadi lebih baik

Siapapun pasti akan teringat dan berdendang ketika membaca kutipan lirik lagu tersebut bukan? Lirik lagu yang cukup sederhana dan catchy tersebut memang selalu muncul di salah satu stasiun televisi swasta di hari Minggu pagi era 90-an. 

Lagu yang tentunya mengawali serial animasi legendaris berjudul Dragon Ball Z, dimana berbagai karakternya seperti Son Goku, Vegeta, Bulma dan Yamcha begitu melekat bahkan menjadi semacam everlasting anime hingga bertahun-tahun kemudian.

Kepopuleran Dragon Ball di Indonesia juga begitu luar biasa sejak saat itu. Terbukti dari banyaknya lapak dagangan depan sekolah yang menjual berbagai aksesoris Goku dan kawan-kawan. Mulai dari poster, kartu bergambar hingga mainan kecil berbahan karet.

Pun karakter-karakter Dragon Ball juga menjadi semacam karakter favorit untuk digambar di dalam buku tulis siswa laki-laki. Coba, siapa disini yang juga ikut-ikutan menggambar Goku kala itu? Heuheuheu

m.adidas.com
m.adidas.com
Bahkan, kepopuleran anime ini juga menjadi semacam fenomena global yang cukup unik. Dilansir dari laman comicbook.com, Dragon Ball justru sangat populer di negara-negara Amerika Latin dengan Bolivia menempati urutan pertama. Sementara di Jepang sendiri kepopulerannya justru ada di posisi 40. 

Hal tersebut memang wajar mengingat Jepang si gudang anime, memang telah memiliki banyak manga dan anime favorit setelah bahkan sebelum kemunculan Dragon Ball. Namun begitu, hal tersebut semakin membuktikan bahwa anime kreasi Akira Toriyama setelah Dr.Slump ini memang  merupakan anime kecintaan banyak orang di seluruh dunia.

Movieweb.com
Movieweb.com
Nah, sejak tahun 2013 franchise Dragon Ball memang mengalami penyegaran dan memasuki era barunya yang diawali dengan kemunculan film Dragon Ball Z: Battle of Gods dan dilanjutkan dengan Dragon Ball Z: Resurrection F di tahun 2015. Sejak itulah franchise Dragon Ball kembali dinanti para penggemarnya di seluruh dunia. Termasuk film terbarunya yang dirilis di tahun 2018 lalu, dimana menjadi film Dragon Ball ke 20 yag juga dinobatkan banyak kritikus dan fans di seluruh dunia sebagai film Dragon Ball terbaik.

Dragon Ball Super: Broly yang disutradarai oleh sutradara spesialis anime Tatsuya Nagamine, juga menjadi film dalam franchise Dragon Ball dengan pendapatan terbaik, dimana saat ini bercokol di urutan ke-12 film anime terbaik sepanjang masa dengan perolehan 102 Juta US Dollar di seluruh dunia. Mengingat di beberapa negara termasuk Indonesia film ini baru ditayangkan, maka tak tertutup kemungkinan film ini bisa naik satu peringkat mengalahkan Detective Conan:Zero the Enforcer yang memiliki pendapatan 108 Juta US Dollar.

Sinopsis

Movieweb.com
Movieweb.com

Dragon Ball Super: Broly menceritakan kisah Saiyan yang benar-benar baru. Berlatar bumi yang damai setelah berakhirnya turnamen kekuasaan, Goku dan Vegeta menghabiskan hari-harinya dengan berlatih lebih keras lagi dan lagi. Hal itu dilakukannya demi mempersiapkan diri mereka dari kemungkinan bertemu ancaman dari bangsa lainnya yang mungkin jauh lebih kuat.

Hingga tiba suatu hari dimana mereka kedatangan tamu tak diundang. Broly yang merupakan bangsa Saiyan, kemudian muncul dan menjadi ancaman baru bagi Goku dan Vegeta. 

Tentu saja hal ini cukup membingungkan karena para Saiyan seharusnya hampir sepenuhnya terhapus dalam kehancuran Planet Vegeta. Pertemuan antara tiga Saiyan yang memiliki takdir yang sangat berbeda tersebut kemudian berubah menjadi pertempuran yang luar biasa, yang bahkan akhirnya membawa Frieza ikut terlibat.

Seru, Brutal dan Hiperbolis Khas Dragon Ball

Ew.com
Ew.com

Apa yang membuat film ini begitu spesial adalah karena masih setia membawa unsur-unsur original serial Dragon Ball yang pertama kali diperkenalkan ke seluruh dunia puluhan tahun silam. Bola naga, radar Dragon Ball, rumah-rumah berbentuk kapsul serta landscape pertarungan yang berubah-ubah dengan cepat, menjadi beberapa unsur original yang tetap dipertahankan dalam film ini. Dan tentunya membawa nuansa nostalgia yang cukup kental tak hanya bagi fans garis keras namun juga bagi penonton kasual.

Unsur pertarungan yang menjadi poin utama dan paling penting dari franchise ini tentu saja menjadi poin yang paling seru dan mengasyikkan di film ini. Pertarungannya masih mempertahankan unsur brutal, seru dan hiperbolis. Pertarungan hingga pakaian tercecer, gunung yang roboh hingga daratan yang kerap berlubang karena terkena dampak pertarungan tentu saja muncul di sepanjang film.

Gaya pertarungan Dragon Ball yang hiperbolis tersebut juga konon menjadi inspirasi bagi Zack Snyder dalam menggarap adegan pertarungan dalam film Man of Steel. Tentu masih ingat bukan betapa brutal dan hancur-hancuran adegan final fight di film MoS? Ya, sama persis dengan apa yang ditampilkan pada film anime ini.

Belagu.net
Belagu.net
Unsur komedi khas anime-anime Jepang pun banyak bermunculan dan kerap datang di waktu yang tak terduga. Ada satu highlight adegan komedi yang cukup mengocok perut, yaitu adegan pada saat Goku dan Vegeta berusaha melakukan fusion.

Antusiasnya Goku dalam melakukan hal tersebut sangat bertolak belakang dengan sikap Vegeta yang sok cool. Sehingga pada usaha menyatukan ego keduanya itulah menjadi momen-momen yang cukup absurd dan mampu menciptakan ledakan tawa dari para penonton.

Satu hal yang juga menjadi poin terbaik dari film ini adalah sosok Broly yang berbeda dari sebelumnya. Jika pada installment Dragon Ball sebelumnya sosok Broly hanya diceritakan sebagai Saiyan terkuat tanpa ada latar belakang kisah yang kuat, maka dalam Dragon Ball Super: Broly ini kita disajikan hal sebaliknya. 

Bagaimana akhirnya kemarahan dalam dirinya keluar hingga membuat pandangannya tentang bangsa Saiyan lainnya dalam diri Vegeta dan Goku begitu berbeda, disajikan dengan cukup detail dan lebih make sense. Broly tak serta merta menjadi sosok villain namun memiliki masa lalu yang kelam yang menjadi dasar munculnya kejahatan dalam dirinya. Nampaknya Akira Toriyama ingin membuat Broly mengikuti tren supervillain Hollywood yang memiliki origin story yang kuat.

Datebook.sfchronicles.com
Datebook.sfchronicles.com
Oh iya, pengisi suara di film ini juga masih setia dengan pengisi suara pada film-film lawas Dragon Ball. Masako Nozawa yang merupakan pengisi suara Goku legendaris sejak era 80-an, kemudian Ryo Horikawa sebagai Vegeta dan Toshio Furukawa sebagai Piccolo menjadi beberapa contoh bahwa film ini tetap membawa unsur nostalgia yang kental bagi para penontonnya.

Simple Namun Menawan

Variety.com
Variety.com
Sebagai film anime yang memiliki basis fans cukup besar di seluruh dunia, Dragon Ball Super: Broly menawarkan cerita yang cukup sederhana namun tetap bisa dinikmati semua kalangan, baik fans maupun penonton kasual. Unsur animasinya jelas menjadi outstanding point dalam film ini. 

Film ini mampu menggabungkan unsur 2D tradisional khas serial Dragon Ball dengan efek 3D khas tampilan dalam video gim Dragon Ball: Xenoverse. Mungkin bagi sebagian orang yang tak terbiasa dengan efek 3D seperti ini akan merasa aneh, namun memang nampaknya sang sutradara tetap ingin memasukkan jenis efek seperti ini agar sejalan dengan tema pada universe Dragon Ball yang juga meliputi film, serial dan video gim.

Thesundaily.my
Thesundaily.my
Secara garis besar film ini juga dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama atau 1/2 awal film digunakan untuk menceritakan asal-usul Broly dan sedikit kisah dari kelahiran Kakarot atau Goku hingga akhirnya sampai ke bumi. Sementara 1/2 akhirnya merupakan momen yang ditunggu-tunggu para penonton. Yaitu pertarungan yang seru, brutal dan penuh dengan adegan legendaris semisal kamehameha, fusion Gogeta dan tak ketinggalan munculnya sang naga hijau legendaris, Shenlong.

Penutup

Comicbook.com
Comicbook.com
Dragon Ball Super: Broly jelas memanfaatkan setiap tokoh dan cerita original yang sudah melekat selama ini dengan penambahan unsur-unsur penceritaan baru yang lebih seru, fresh dan memiliki latar belakang kisah yang kuat.

Tak hanya itu, sedikit kilas balik tentang munculnya Broly, planet Vegeta, pasukan Frieza hingga unsur-unsur pembentuk kisah utama Dragon Ball pun semuanya ditampilkan dalam alur yang pas dan tak terburu-buru. Sehingga penonton awam yang baru menyaksikan franchise Dragon Ball pun akan segera mengerti kisahnya tanpa harus mengikuti serial atau film-film pendahulunya.

Dengan mempertahankan unsur kesederhanaan penceritaan dan surealisme khas anime -setelah selama ini banyak anime cenderung lebih serius dan realistis-, praktis menjadikan film ini hampir sempurna di segala sisi. Tentu saja saya sangat rekomendasikan untuk ditonton minggu ini entah bersama rekan atau anak-anak anda, apalagi jika anda rindu bernostalgia bersama Goku dan kawan-kawan.

Bersiaplah, Dragon Ball Super: Broly kamehameha mulai 20 Februari 2019 dengan special midnight show nya di hari Sabtu lalu, 16 Februari 2019.

Kaaaa...meeee...haaaa...meeee...ha! *antiklimaks*

Skor:9/10

Salam kompasiana.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun