Dua puluh tahun yang lalu, Yukito Kishiro sang kreator dari manga berjudul Gunnm atau Battle Angel Alita, telah menyetujui adaptasi kisah ini ke dalam film layar lebar. Mega proyek yang akan digarap oleh James Cameron ini kemudian diperkenalkan ke publik untuk pertama kalinya di tahun 2003 silam.
Mega proyek yang menelan biaya hingga 200 Juta USD ini kemudian memulai penayangannya di Indonesia sejak 5 Februari lalu, untuk kemudian debut di negara asalnya di tanggal 14 Februari mendatang.Â
Tentu saja ekspektasi besar mengalir untuk film Alita ini. Apalagi membawa nama besar James Cameron dan Robert Rodriguez serta kecanggihan teknologi visual efek dari WETA Digital yang memang selalu melahirkan visual efek jempolan.
Namun, apakah film ini benar-benar menjawab ekspektasi? Yuk, kita lanjut ke poin-poin pembahasannya.
Sinopsis
Berlatar bumi tahun 2563 atau 300 tahun setelah bencana perang besar yang disebut dengan "The Fall", Alita: Battle Angel memulai kisahnya dengan Dr. Dyson Ido (Christoph Waltz) yang menemukan potongan tubuh berupa kepala cyborg di area rongsokan Iron City yang menjadi pusat pembuangan kota angkasa, Zalem.
Terkejut dengan masih berfungsinya bagian tubuh tersebut, membuat Dr. Ido membawa pulang potongan tersebut dan menyatukannya dengan bagian tubuh lain yang tersedia di laboratoriumnya.
Proses penyatuan tubuh itu pun berhasil dan membangunkan sesosok cyborg dalam wujud wanita yang kemudian diberinya nama Alita (Rosa Salazar). Namun sayang, Alita ternyata tak bisa mengingat apapun termasuk semua memori masa lalunya.
Selama proses adaptasinya di Iron City, Alita pun berkenalan dengan pria bernama Hugo(Keean Johnson). Hugo lah yang kemudian turut membantu Alita dalam proses pencarian jati dirinya sekaligus menjadi teman berpetualang di Iron City.