Ali sukses menampilkan sosok musisi Afro-Amerika era 60-an dengan sangat meyakinkan. Bahkan Ali pun rela belajar piano demi memaksimalkan penampilannya sebagai pianis di film ini. Maka tak salah jika di tahun ini Ali kembali diganjar berbagai nominasi di berbagai ajang festival film bergengsi Internasional.
Teknis yang Semakin Menunjang Film
Jika ada hal lain yang patut dipuji selain sutradara dan aktor-aktrisnya tentu saja ada pda bagian penulis skenario dan sinematografi film ini. Nick Vallelonga yang merupakan anak kandung Tony Vallelonga, jelas menjadi kunci bagaimana film ini bisa menggambarkan hubungan yang cukup detail antara Tony dan Don Shirley.
Meskipun cukup kontroversial terkait penggambaran tokoh Don Shirley yang dianggap tak aktual oleh keluarga besar Don Shirley, namun tak bisa dipungkiri bahwa skenarionya hadir dengan detail penceritaan yang kuat.Â
Jika masalah ini tak berlarut-larut, saya yakin Nick bisa memenangkan kategori Best Original Screenplay di ajang Oscar 2019 kelak.
Kombinasi warna hangat yang bergabung dengan warna-warni pakaian, mobil atau bangunan era 60-an jelas menjadikan film ini tampil begitu unik dan memukau.
Tak lupa, detail shoot nya membuat adegan sesederhana memarkir mobil di pinggir jalan pun nampak artistik dan menarik. Percayalah, 2 jam waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan film ini tak akan membuat anda bosan.
Penutup
Akting brilian, cerita sederhana namun menggugah, unsur komedi cerdas dengan plotting yang pas, sinematografi dan musik yang ciamik, hingga pesan kemanusiaan yang kental di sepanjang film membuat film ini menjadi tontonan yang layak dinikmati semua orang.Â
Percayalah, dengan segala hal positif di segala lini, Green Book menjadi film yang saya unggulkan untuk memenangkan Best Picture tahun ini, mengungguli Roma yang saya jagokan sebelumnya. Tapi untuk kategori Best Director, pilihan saya masih jatuh ke sineas Roma, Alfonso Cuaron.Â