Video gim nampaknya mengalami perkembangan yang pesat beberapa tahun terakhir ini. Bukan hanya versi konsol, namun juga merambah ke versi mobile. Lihat saja, betapa para pemain gim Mobile Legends atau PUBG begitu betah berlama-lama bermain. Bahkan tak jarang, pemain gim saat ini juga didominasi oleh kaum hawa.
Namun sayang, stereotip gim yang selalu membawa dampak buruk nampaknya masih terjaga sejak dulu hingga sekarang. Video gim kerap dijadikan kambing hitam atas merosotnya nilai pelajaran anak di sekolah ataupun bertanggung jawab terhadap sikap anak yang tetiba menjadi introvert.
Bahkan tak jarang, gim juga dianggap menjadi sumber inspirasi bagi para pelaku kriminal dalam menjalankan aksi-aksi mereka.
Dengan stereotip video gim yang nampak masih buruk tersebut, Jepang dengan cerdasnya menghadirkan sebuah serial televisi yang hangat dan inspiratif terkait video gim tersebut.Â
Bukan mendukung stereotip yang disematkan, namun justru memberikan sudut pandang dan kemungkinan-kemungkinan baru terkait peran positif video gim bagi kehidupan manusia.
Serial televisi yang mengudara sejak April-Mei 2017 tersebut memiliki total 8 episode, dengan masing-masing episode berdurasi 20-25 menit saja.
Sinopsis
Akio(Yudai Chiba) merupakan seorang anak muda biasa yang bekerja sebagai salesman di sebuah perusahaan printer. Ia pun masih tinggal bersama kedua orangtuanya.Â
Layaknya anak muda seusianya, Akio pun senang bermain video gim bergenre RPG berjudul Final Fantasy XIV. Sebuah gim yang sejak seri ketiganya diluncurkan untuk konsol NES, menjadi gim favorit yang dimainkannya bersama sang ayah.
Hingga pada suatu ketika ayahnya memutuskan untuk pensiun dini, Akio pun segera sadar bahwa dia tidak mengetahui apapun tentang ayahnya bahkan kabar pekerjaannya.
Akio yang sadar bahwa dia harus berbuat sesuatu untuk memperbaiki hubungannya dengan sang ayah, kemudian memilih untuk memberikan kado pensiun sang ayah berupa konsol Playstation 4 beserta kopi gim Final Fantasy XIV. Akio ingin agar ayahnya kembali mengingat masa-masa indah mereka kala bermain gim bersama dulu.
Hakutaro pun kemudian sangat bersemangat memainkan gim tersebut yang kali ini bisa dimainkan secara online. Namun Hakutaro tidak mengerti bahwa itu merupakan bagian dari rencana Akio untuk bisa berkomunikasi kembali dengan sang ayah lewat karakter gim yang dimainkan mereka.
Akio sadar bahwa ayahnya ternyata sedang butuh dukungan dan motivasi serius dari orang-orang terdekatnya. Final Fantasy XIV pun kemudian menjadi pembuka jalan bagi Akio untuk mendapat informasi yang jujur tentang rahasia yang selama ini ditutup rapat sang ayah. Berhasilkah Akio?
Gaya Penceritaan Unik
Satu hal yang menjadi poin utama dalam serial ini adalah kisah yang inspiratif dalam balutan penceritaan yang unik. Serial ini menggabungkan antara adegan nyata atau live action dengan in-game animation.Â
Ya, animasi dalam film ini bukanlah animasi CGI layaknya film-film Pixar, namun justru merupakan animasi yang diambil langsung dari gim Final Fantasy XIV.
Sedangkan dunia nyata menampilkan sebab utama permasalahan tersebut serta menampilkan konklusi yang ditimbulkan dari segala keputusan yang dibuat Akio ataupun Hakutaro di dalam gim.
Kisah Inspiratif dan Segar dalam Tiap Episodenya
Premis sederhana nan inspiratif mengenai usaha anak untuk memperbaiki hubungan dengan ayahnya juga menjadi sebuah kisah yang mampu dikemas dengan manis, lucu dan penuh haru.Â
Dalam tiap episodenya, Dad of Light mampu menampilkan gabungan kisah lucu nan absurd ala Jepang dengan kisah yang sarat makna dan pesan akan hubungan antar keluarga.
 Sang ayah pun kemudian menjadi sangat girang dan semangat bermain lagi ketika tahu Akio pulang dengan keyboard baru untuk sang ayah.
Selain itu, kisah kala sang istri menyembunyikan stick PS4 milik Hakutaro akibat terlalu banyak bermain gim dan menghilangkan waktunya menyaksikan drama favorit, juga menjadi salah satu episode paling inspiratif di serial ini.
Pada episode ini kita diberi gambaran yang nyata dan natural sebuah hubungan suami istri. Bagaimana pertengkaran kerap terjadi bukan karena dasar benci, namun karena saling mengasihi layaknya sahabat karib yang tak dapat dipisahkan.
Monoton Namun tak Membosankan
Layaknya serial Midnight Diner:Tokyo Stories yang tempo hari sudah pernah saya bahas, Final Fantasy XIV:Dad of Light juga memiliki formula yang hampir serupa perihal latar tempat. Mayoritas serial ini hanya dilakukan di tiga latar tempat berbeda yaitu rumah, kantor dan di dalam video gim itu sendiri.Â
Kemudian dunia virtual FF XIV menjadi dunia yang sangat penting dalam serial ini, dimana usaha perbaikan hubungan Akio dan ayahnya dilakukan sembari menyelesaikan misi demi misi dalam gim.
Dengan formulasi latar tempat yang itu-itu saja, sejatinya serial ini berpotensi mendatangkan kejenuhan bagi penontonnya. Namun ternyata, gaya penceritaan sutradara Teruo Noguchi dan Kiyoshi Yamamoto mampu membuat penonton betah tanpa peduli dengan latar yang itu-itu saja.Â
Dengan gaya penceritaan sederhana sang sutradara, serial yang juga diangkat dari blog milik penulis Jepang bernama Mighty ini mampu menampilkan visualisasi tulisan sang blogger dengan baik. Menyaksikan tiap episodenya membuat kita seakan membaca lembar demi lembar catatan harian. Sangat mengasyikkan.
Film Bertema Final Fantasy yang Berbeda
Tak hanya gim nya yang kini telah menyentuh episode XV, franchise ini juga merambah ke dunia film lewat beberapa judul film seperti Final Fantasy: The Spirits Within(2001) dan Final Fantasy VII: Advent Children(2005), yang meskipun disambut antusias namun kualitasnya mengecewakan.
Semua film tersebut menyajikan kisah dalam semesta Final Fantasy. Sementara dalam serial Dad of Light, semesta Final Fantasy hanya menjadi semacam latar penguat cerita, sementara fokus utama ceritanya justru ada di sisi pemain gimnya.Â
Selain itu, film ini juga dibuat untuk memberikan jawaban kepada para gamer yang sempat kecewa dengan kualitas gim FF XIV ini. Gim online yang diluncurkan di tahun 2010 tersebut memang sempat mengalami kendala hingga dihujat habis-habisan oleh para gamer.Â
Namun rilis ulang gim ini sekitar tahun 2013-2014 , sedikit demi sedikit membuat game ini kembali diterima dan mendapatkan respon positif dari para gamer.
Untuk itulah, hadirnya tampilan in-game animation dalam film ini seakan ingin mengenalkan ulang bahwa gim open world ini masih sangat layak untuk dinikmati dan dieksplorasi.Â
Bahkan di usianya yang ketujuh(ke-9 di tahun ini), FF XIV ingin memberikan keyakinan bagi gamer untuk terus bermain dalam semesta tersebut berkat masih mengalirnya dukungan dari rumah produksi demi terjaganya eksistensi gim bergenre MMORPG tersebut.
Film Keluarga Sarat Pesan
Tak hanya soal membangun hubungan antara anak dan orangtua, namun juga memberikan pelajaran bagaimana mengatasi sebuah konflik yang muncul dalam kehidupan berkeluarga, kecil ataupun besar.
Tak hanya itu, serial ini juga mengajarkan kita etos kerja keras dan pantang menyerah khas Jepang dalam pengaplikasikan kehidupan sehari-hari.Â
Baik itu melalui adegan dalam gim dimana sang ayah begitu semangat dan pantang menyerah dalam mengalahkan monster yang levelnya berada jauh di atasnya, ataupun melalui adegan Akio yang berusaha merebut kembali kepercayaan atasannya dalam lingkup pekerjaannya.
Tak lupa, serial ini juga menangkis sisi negatif sebuah gim. Tak selamanya gim itu buruk. Selama digunakan dengan porsi yang cukup, maka gim bisa menjadi hiburan yang positif. Bahkan bisa juga menjadi alternatif sebuah pemecahan masalah seperti yang ditunjukkan dalam serial ini.
Penutup
Tentu saja sajian inspiratif dan edukatif ini sangat cocok untuk dinikmati seluruh anggota keluarga. Tak hanya itu, bagi penggemar berat gim Final Fantasy, tentu tak boleh melewatkan serial televisi satu ini. Kapan lagi bisa menyaksikan in-game animation hadir di layar televisi kan?
Jadi, luangkanlah waktu sejenak menyaksikan serial ini. 8 episode dengan masing-masing episode yang hanya berdurasi 20-25 menit, tentu tidak akan menyita banyak waktu anda. Dan bersiaplah menikmati sajian yang penuh haru, lucu dan manis ini.
Bagi anda para pengabdi rating, tenang saja. Serial tv ini mendapatkan rating yang sangat baik di situs rottentomatoes.com maupun imdb.com. Di RT serial ini diberikan rating 100%. Sementara di iMDB mendapatkan rating 7,3/10.
Selamat menonton. Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H