Tak hanya gim nya yang kini telah menyentuh episode XV, franchise ini juga merambah ke dunia film lewat beberapa judul film seperti Final Fantasy: The Spirits Within(2001) dan Final Fantasy VII: Advent Children(2005), yang meskipun disambut antusias namun kualitasnya mengecewakan.
Semua film tersebut menyajikan kisah dalam semesta Final Fantasy. Sementara dalam serial Dad of Light, semesta Final Fantasy hanya menjadi semacam latar penguat cerita, sementara fokus utama ceritanya justru ada di sisi pemain gimnya.Â
Selain itu, film ini juga dibuat untuk memberikan jawaban kepada para gamer yang sempat kecewa dengan kualitas gim FF XIV ini. Gim online yang diluncurkan di tahun 2010 tersebut memang sempat mengalami kendala hingga dihujat habis-habisan oleh para gamer.Â
Namun rilis ulang gim ini sekitar tahun 2013-2014 , sedikit demi sedikit membuat game ini kembali diterima dan mendapatkan respon positif dari para gamer.
Untuk itulah, hadirnya tampilan in-game animation dalam film ini seakan ingin mengenalkan ulang bahwa gim open world ini masih sangat layak untuk dinikmati dan dieksplorasi.Â
Bahkan di usianya yang ketujuh(ke-9 di tahun ini), FF XIV ingin memberikan keyakinan bagi gamer untuk terus bermain dalam semesta tersebut berkat masih mengalirnya dukungan dari rumah produksi demi terjaganya eksistensi gim bergenre MMORPG tersebut.
Film Keluarga Sarat Pesan
Tak hanya soal membangun hubungan antara anak dan orangtua, namun juga memberikan pelajaran bagaimana mengatasi sebuah konflik yang muncul dalam kehidupan berkeluarga, kecil ataupun besar.
Tak hanya itu, serial ini juga mengajarkan kita etos kerja keras dan pantang menyerah khas Jepang dalam pengaplikasikan kehidupan sehari-hari.Â
Baik itu melalui adegan dalam gim dimana sang ayah begitu semangat dan pantang menyerah dalam mengalahkan monster yang levelnya berada jauh di atasnya, ataupun melalui adegan Akio yang berusaha merebut kembali kepercayaan atasannya dalam lingkup pekerjaannya.