Sang ayah pun kemudian menjadi sangat girang dan semangat bermain lagi ketika tahu Akio pulang dengan keyboard baru untuk sang ayah.
Selain itu, kisah kala sang istri menyembunyikan stick PS4 milik Hakutaro akibat terlalu banyak bermain gim dan menghilangkan waktunya menyaksikan drama favorit, juga menjadi salah satu episode paling inspiratif di serial ini.
Pada episode ini kita diberi gambaran yang nyata dan natural sebuah hubungan suami istri. Bagaimana pertengkaran kerap terjadi bukan karena dasar benci, namun karena saling mengasihi layaknya sahabat karib yang tak dapat dipisahkan.
Monoton Namun tak Membosankan
Layaknya serial Midnight Diner:Tokyo Stories yang tempo hari sudah pernah saya bahas, Final Fantasy XIV:Dad of Light juga memiliki formula yang hampir serupa perihal latar tempat. Mayoritas serial ini hanya dilakukan di tiga latar tempat berbeda yaitu rumah, kantor dan di dalam video gim itu sendiri.Â
Kemudian dunia virtual FF XIV menjadi dunia yang sangat penting dalam serial ini, dimana usaha perbaikan hubungan Akio dan ayahnya dilakukan sembari menyelesaikan misi demi misi dalam gim.
Dengan formulasi latar tempat yang itu-itu saja, sejatinya serial ini berpotensi mendatangkan kejenuhan bagi penontonnya. Namun ternyata, gaya penceritaan sutradara Teruo Noguchi dan Kiyoshi Yamamoto mampu membuat penonton betah tanpa peduli dengan latar yang itu-itu saja.Â
Dengan gaya penceritaan sederhana sang sutradara, serial yang juga diangkat dari blog milik penulis Jepang bernama Mighty ini mampu menampilkan visualisasi tulisan sang blogger dengan baik. Menyaksikan tiap episodenya membuat kita seakan membaca lembar demi lembar catatan harian. Sangat mengasyikkan.
Film Bertema Final Fantasy yang Berbeda