Sejatinya tulisan ini sudah mengendap cukup lama di kolom draft. Belum jadi diposting pada saat itu karena bertepatan dengan tragedi tsunami Selat Sunda beberapa waktu lalu. Dengan tema film yang juga berkaitan dengan tsunami, maka saya putuskan untuk tidak menayangkan terlebih dahulu dan baru hari inilah tulisan ini akhirnya ditayangkan.
So, berikut ulasan filmnya.
Selain Shoplifters yang menjadi oleh-oleh paling sip selama gelaran Pekan Sinema Jepang yang lalu, sejatinya ada satu lagi film yang juga menyita banyak perhatian penggila film. Ditayangkan secara eksklusif ketika penutupan pekan sinema Jepang di CGV Grand Indonesia tanggal 16 Desember lalu, film ini langsung berstatus full booked sejak hari perdana penjualan tiket film ini diumumkan.
Wajar saja karena Dean Fujioka yang merupakan pemeran utama film ini, memiliki kharisma yang membuat kaum hawa tergila-gila. Sutaradara Koji Fukada yang telah mendapatkan 8 penghargaan dan 10 nominasi dari berbagai ajang penghargaan film internasional ini juga menjadi magnet tambahan yang membuat penikmat film tak ragu lagi untuk menyaksikan film ini.
Tentang The Man From The Sea
Adalah The Man From The Sea garapan sutradara Jepang Koji Fukada, yang kemudian menjadikan Tsunami Aceh sebagai latar ceritanya. Koji yang di tahun 2011 silam sempat mengunjungi Aceh, kemudian tertarik untuk lebih mendalami Aceh sebagai bentuk kepekaan terhadap sesama daerah terdampak tsunami. Bintang Jepang dan Indonesia pun kemudian dipilih untuk berkolaborasi dalam film ini yang sekaligus menandai 60 tahun kerjasama Indonesia dan Jepang.
Koji Fukada yang sebelumnya memenangkan penghargaan Un Certain Regards Jury Prize di festival film Cannes 2016 lalu lewat filmnya yang berjudul Harmonium, tidak hanya mencoba untuk memperkenalkan dua kebudayaan berbeda dalam film ini, namun juga bermain-main dengan imajinasi surealis yang menyatu dengan latar realistis. Sebuah pendekatan yang agak unik dan tentu saja cukup berbeda dengan film lainnya.
Sinopsis
The Man From The Sea berkisah tentang seorang pria(Dean Fujioka) yang terdampar di pesisir pantai Aceh dan mengalami kehilangan ingatan. Karena tidak kunjung membuka suaranya untuk berbicara, maka warga yang menemukannya pun memberikan nama Laut untuknya. Ilma(Sekar Sari) yang berambisi menjadi jurnalis dan Kris(Adipati Dolken) yang membantunya dengan kameranya, kemudian bersemangat untuk meliput Laut sebagai bahan berita.