Roma menjadi film penghormatan bagi seluruh asisten rumah tangga di seluruh dunia. Juga film yang didedikasikan bagi setiap wanita yang terus berjuang dalam kesendiriannya. Roma tidak hanya menyentuh, namun juga menggugah. Roma berhasil memberikan spektrum warna baru di tengah hamparan monokrom hitam putih.
Di tengah deretan film akhir tahun yang begitu berwarna dan memberikan visual surealis spektakuler, menyaksikan monokrom hitam putih dalam Roma membuat kita seakan ditarik kembali ke kondisi realistis. Menjadi semacam obat untuk menetralisir mata dari serangan warna yang begitu banyak dan gemerlap.
Dengan sikap saya yang hanya memberikan nilai 9 hanya untuk film-film Chris Nolan dan Steven Spielberg (heuheu), Roma pun demikian. Jelas tidak ada nilai 9 untuk Roma. Nilai 10 adalah angka yang menurut saya pribadi sangat pantas untuk kejeniusan Alfonso Cuaron mengolah kisah sederhana ini dengan begitu kaya.
Tentu masih banyak hal yang bisa dibahas, tapi pasti akan mengurangi keasyikan menyaksikan film ini secara langsung. Jadi, tontonlah dan rasakanlah kisah hangat nan menyentuh dalam balutan monokrom hitam putih ini. Siapa tau, penilaian anda mengenai film ini sama dengan saya.
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H