Film ini juga sangat dominan menggunakan teknik pengambilan gambar melebar juga statis. Tak heran jika kemudian gambar terlihat sangat indah walaupun hanya menggunakan warna monokrom. Sangat artistik dan penuh makna mendalam.
Layaknya kita yang seakan ikut larut dalam sebuah persidangan berbau rasis dalam film hitam putih To Kill a Mockingbird atau ikut menikmati suasana kota klasik dalam hitam putih ala broadway dalam The Artist, penggunaan warna hitam putih pada Roma memang "memaksa" kita untuk lebih fokus dalam setiap detail kehidupan Cleo layaknya kita menikmati setiap detail pada dua film hitam putih tersebut.
Pada dasarnya film ini berjalan dengan tempo lambat. Cuaron nampak sengaja menjaga temponya seperti itu agar kita bisa mendalami jalinan kisah dan sisi emosional karakternya dengan dalam. Dan meskipun ini merupakan film drama, namun aspek dramanya terasa sangat natural dan tidak didramatisir secara berlebihan.
Roma dan Kekuatan Wanita
Tak hanya Cleo yang menarasikan perlawanan terhadap stereotip negatif kehidupan seorang asisten rumah tangga yang sering dimanfaatkan oleh lelaki, Sofia sang majikan pun berjuang untuk mendapatkan keadilan sebagai seorang istri yang juga mendapat ketidakjelasan status dari suaminya. Bila dirangkum, 70 menit awal film akan mengisahkan konflik dan penolakan diri sendiri terhadap kondisi yang berubah 180 derajat.Â
Sementara di sisa 50 menit akhir, mengisahkan mereka yang harus melewati fase "kematian" hingga akhirnya bisa menerima kondisi diri untuk selanjutnya melanjutkan hidup yang memang harus terus berjalan.
Latar pertikaian antara mahasiswa dengan polisi di depan toko perlengkapan bayi yang kemudian dikenal dengan tragedi Corpus Christo Massacre, menjadi titik balik yang cukup klimaks untuk memulai fase baru kisah Cleo dan Sofia dalam proses menerima jalan hidupnya.
Betapa Roma Berhasil Mempermalukan Studio Besar Hollywood
Netflix pun kemudian menerimanya dengan sepenuh hati dan tentunya membuat Roma menjelma menjadi film Netflix Original terbaik hingga saat ini. Lebih dari itu, Roma pun akhirnya melesat dengan turut dinominasikan dalam 3 kategori pada ajang Golden Globe 2019 yaitu Best Screenplay, Best Director dan Best Motion Picture. Bahkan film ini diprediksi akan melesat untuk masuk ke kategori pamungkas di Oscar 2019 yaitu Best Picture berkat banyaknya kritik positif dari para audiens dan kritikus film.
Tentunya hal ini akan menampar studio besar Hollywood jika kelak Roma bisa masuk ke kategori tersebut bahkan memenangkannya. Penolakan Roma oleh berbagai studio besar Hollywood juga menjadi bukti bahwa industri Hollywood mengalami pergeseran fungsi. Dari industri yang seharusnya memeluk semua jenis karya perfilman menjadi industri yang hanya mementingkan sisi komersil sebuah film.
Penutup