Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Mortal Engines", Kritik Sosial dalam Distopia Kota Pemangsa

5 Desember 2018   12:57 Diperbarui: 7 Desember 2018   16:14 1400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Layaknya penggambaran Middle Earth di seri LOTR yang menakjubkan atau megahnya pulau purba Skull Island di reka ulang film klasik King Kong, sekali lagi Peter Jackson berhasil memaksimalkan visinya menampilkan deretan kota bergerak di film Mortal Engines ini. Tak hanya di daratan, kota-kota yang bergerak di tengah laut hingga kota di tengah gumpalan awan pun benar-benar membuat kita seperti berada di sebuah negeri fantasi yang menakjubkan. Singkatnya, film ini menawarkan gabungan visualisasi post apocalyptic khas Mad Max, peperangan epik khas LOTR dan petualangan seru khas Avatar.

Tak hanya itu, adegan pembuka film ini yang berupa adegan kejar-kejaran antara si kota raksasa London dengan kota kecil juga menjadi adegan pembuka yang menakjubkan. CGI nya sangat halus dan mendekati sempurna. Bayangkan adegan kejar-kejaran ala Fast Furious, namun ini dilakukan oleh sebuah kota. Epik bukan?

Distopia Kota dengan Kritik Sosial di Dalamnya

gamerevolution.com
gamerevolution.com

Layaknya film bertema post-apocalyptic atau cyberpunk lainnya,  Mortal Engines tetap menawarkan sebuah penggambaran kota masa depan yang tidak nyaman untuk ditempati. Kota yang selalu menghadirkan kekhawatiran bagi penduduknya akan bahaya kota pemangsa yang lebih besar. Kota dimana yang lemah makin lemah, sementara yang kuat makin berkuasa dan tidak terkendali.

Seperti narasi yang dibawa pada Mad Max, Blade Runner, ataupun City of Ember, Mortal Engines tetap memberikan kisah perjuangan si lemah dalam mencari keadilan. Tak hanya itu, kota London dalam Mortal Engines juga menggambarkan sebuah negara adidaya yang hanya mementingkan kekuasaan untuk terus bertambah besar serta mengutamakan kebutuhan akan sumber daya negaranya saja tanpa memikirkan eksistensi negara lain yang lebih lemah dan kecil.

Tak hanya itu, gambaran sebuah negeri besar nan makmur di sebelah timur yang menjadi incaran si raksasa London juga seakan menggambarkan realita dunia saat ini. Dimana negara-negara timur kerap ditindas dan dimanfaatkan sumber dayanya semata oleh negara barat.

Deretan Aktor Muda dan Senior yang Memukau

Film ini juga menghadirkan deretan aktor dan aktris muda berbakat seperti Robert Sheehan(Bad Samaritan, Geostorm) dan Hera Hilmar(Anna Karenina,Ottoman Liutenant) dan beradu akting dengan aktor senior seperti Hugo Weaving(Trilogi Lord of The Rings, Trilogi The Matrix) dan Stephen Lang(Don't Breathe, Avatar) yang tampil full CGI.

Hugo Weaving (antyradio.pl)
Hugo Weaving (antyradio.pl)
Namun dari semuanya yang paling mencuri perhatian adalah karakter yang diperankan Hugo Weaving. Hugo mampu memainkan peran Thaddeus yang jahat serta ambisius namun juga di sisi lain dipandang sebagai pahlawan oleh warga kotanya berkat beragam penemuannya untuk kemajuan kota.

Tak lupa, Hera Hilmar juga tampil memukau sebagai pemeran utama film ini. Penggambaran sebagai seorang wanita pemberani yang akan melakukan hal apapun untuk membalaskan dendam masa lalunya, mampu ditampilkan dengan penggambaran yang apik dan tidak berlebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun