Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Ballad of Buster Scruggs", Sajian Antologi Kematian ala Coen Brothers

21 November 2018   17:20 Diperbarui: 21 November 2018   17:25 2173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pria Perancis, Trapper dan Wanita saling berdebat tentang sifat manusia. Sang wanita yang merupakan sosok relijius melihat manusia hanya dalam batasan pendosa dan orang benar, Trapper melihat bahwa manusia tidak ada bedanya dengan binatang yang diburu dan dikulitinya, sementara si Pria Perancis melihat bahwa setiap manusia bisa dirubah tergantung keinginan dan keadaan di sekelilingnya. 

Benar atau tidaknya argumentasi mereka, pada akhirnya di tengah perjalanan si pria Inggris dan Irlandia mengaku bahwa mereka adalah pemburu bayaran yang membawa korbannya di atas kereta kuda. Dengan mengatakan bahwa apapun pandangan tentang manusia, manusia tidak bisa mengelak dan berdebat dari yang namanya kematian. Dan semuanya lebih terbuka saat mereka sampai di hotel yang merupakan tujuan akhir mereka.

Visualisasi Terbaik dari Coen Brothers

Pitchfork.com
Pitchfork.com

Meskipun sudah memperoleh banyak penghargaan bergengsi dari berbagai festival film dunia berkat film-film terdahulu yang diproduksinya, tak bisa dipungkiri The Ballad of Buster Scruggs merupakan salah satu film terbaik yang pernah digarap Coen Brothers. Bukan hanya karena mampu memvisualisasikan bahasan yang dianggap tabu, namun juga kemampuannya menyatukan 6 cerita berbeda warna menjadi satu kesatuan kisah yang harmonis, yang membuat kita betah duduk menyaksikan selama dua jam lebih.

Meskipun film ini tergolong film art atau nyeni dimana sejatinya bukan tipikal film konsumsi umum, namun berkat narasi yang diolah dengan sederhana film ini mampu menyampaikan setiap pesan dalam cerita dengan cukup kuat bahkan untuk segmen yang penuh dengan filosofi tinggi sekalipun. Singkatnya, film ini mampu dinikmati semua penikmat film tak terkecuali.

Visualisasi film ini juga merupakan salah satu yang terbaik tahun ini. Sinematografer Bruno Delbonnel yang prestasinya sudah dikenal lewat film-film Coen Brothers terdahulu serta film Darkest Hour yang banjir kritik positif, menyajikan kelasnya lagi di film ini. Visinya dalam menentukan sudut pengambilan gambar terbaik patut diapresiasi.

Banyak tampilan landscape yang luar biasa serta mendominasi film ini berkat teknik pengambilan gambar wide shot yang digunakannya pada latar padang tandus serta perbukitan yang dialiri sungai. Hal tersebut seakan menghipnotis kita akan keindahan alam zaman itu. Persis seperti kita yang terhipnotis pemandangan indah Sumba dalam film western lokal, Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak.

 Selain itu kesan sinematik nan artistik juga dengan apik ditampilkan berkat kepiawaian Bruno memainkan sudut pandang kamera yang dipadu dengan CGI minimalis di beberapa adegan.

Gambaran Klasik Dunia Koboi

Geektyrant.com
Geektyrant.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun