Aktor dan aktris jelas menjadi garda terdepan dalam menentukan kesuksesan sebuah film biopik. Bukan hanya soal kemiripan fisik, namun juga totalitasnya dalam menghidupi karakter yang dimainkannya.
Apalagi film yang akan dimainkannya kelak merupakan film biopik musisi legendaris Indonesia. Menguasai alat musik atau teknik bernyanyi jelas merupakan kewajiban yang harus dipenuhi demi menghasilkan film yang otentik dan meyakinkan bagi penonton.
Skenario Harus Maksimal
Seperti yang dikatakan Joko Anwar pada laman sosial medianya, skenario merupakan tulang punggung sebuah film. Tanpa skenario yang baik, film pun akan berjalan tanpa arah.
Jangankan kesimpulan, untuk mendapatkan after taste setelah menyaksikan filmnya pun mungkin tidak bisa didapatkan jika skenarionya buruk.
Peran Rako di kursi sutradara diharapkan mampu memberikan visi terbaiknya bagi film Koes Plus yang digadang-gadang akan menjadi trendsetter film biopik musisi Indonesia di masa depan.
Tantangan Untuk Menggaet Milenial
Tantangan terbesar bagi film Koes Plus adalah bagaimana caranya menggaet milenial untuk datang ke bioskop menyaksikan film biopik sang musisi legendaris tersebut.
Untuk itulah diperlukan deretan pemeran yang mewakili milenial namun juga tak melupakan esensi dasar penggambaran karakter yang dibutuhkan. Selain itu, pemasaran film ini pun harus kreatif agar menarik perhatian milenial.
Jangan sampai berakhir seperti Chrisye yang hanya mendapat penonton di kisaran angka 300 ribu, dimana sebagian besar penonton juga merupakan generasi lawas. Sementara milenial nampaknya tidak terlalu peduli dengan biopik sang maestro tersebut.
Penutup