Selain itu cerita yang lebih relate dengan masyarakat Indonesia serta CGI yang tidak berlebihan pun dijanjikan oleh Joko Anwar untuk ditampilkan di film ini. Khusus untuk bagian CGI, saya sangat setuju dengan keputusan Joko Anwar untuk tidak memaksakan CGI di film ini.Â
Karena seperti yang sudah pernah saya utarakan pada tulisan saya 6 bulan lalu (Selamat Datang Gundala Sang Putera Petir), untuk film yang menawarkan origin story seperti Gundala ini memang jauh lebih diperlukan kedalaman cerita dan pengenalan tokoh-tokoh didalamnya dibandingkan "pamer" CGI.
Selain budgetnya lebih rendah, minimnya CGI juga akan membuat film mampu menampilkan visual nyata yang maksimal. Apalagi film-film garapan Joko Anwar terkenal dengan sinematografi serta penggunaan tone warna kekuningan yang memukau. Praktis, Gundala berpotensi menghadirkan visualisasi yang indah khas Joko Anwar.
Kemunculan Kostum yang Masuk Akal
Seperti kita tahu, pada komiknya Gundala mendapatkan kostum langsung dari sang dewa petir. Meskipun dalam dunia komik imajinasi tersebut wajar, namun ketika difilmkan tentu saja hal tersebut tidak bisa digunakan karena pastinya akan terlihat cukup lucu. Maka ketika first look Gundala menggunakan kostum yang nampak masih dibuat seadanya oleh Sancaka, hal itu nampak masuk akal.Â
Ingat penampilan awal Spider-Man versi Tobey Maguire atau Spider-Man versi Tom Holland? Ya, keduanya juga menggunakan kostum buatan Peter Parker sendiri di awal sebelum akhirnya berkembang menggunakan kostum aslinya.
Abimana Sebagai Sancaka
Saya menebak dua orang tersebut karena melihat kecakapan mereka dalam berperan, postur yang sesuai dan tentu saja wajah laki-laki yang Indonesia banget.
Dikutip dari laman Kapanlagi.com, pemilihan Abimana sebagai Sancaka dilakukan Joko Anwar karena melihat potensi Sancaka yang bisa dihidupkan secara maksimal oleh Abimana. Joko Anwar menginginkan sosok Sancaka yang kuat namun juga rapuh di satu sisi, dan itu ada dalam diri Abimana.Â