Ambil contoh film anime Jepang semisal Godzilla. Di Jepang, film tersebut ditayangkan di bioskop, namun mengetahui segmentasi pasar yang berbeda di belahan dunia lain, maka daripada mengeluarkan uang lebih banyak  untuk menayangkan film tersebut di bioskop seluruh dunia, maka lebih baik untuk peredaran internasionalnya diserahkan ke Netflix. Selain lebih hemat, target penonton jauh lebih tepat sasaran karena menyasar anak-anak hingga dewasa muda yang memang lebih senang duduk berlama-lama di rumah, menyaksikan tayangan favoritnya.
Nah, sangat disayangkan bukan apabila film dari negeri sendiri tidak bisa disaksikan namun bisa disaksikan pengguna di negara lain?
Potensi Pembajakan Semakin Besar
Melihat respon pemblokiran kemarin, banyak pengguna yang akhirnya menggunakan jalur ilegal untuk menonton TNCFU. Maka mengingat akan semakin banyak konten original Netflix dari Indonesia ke depannya, tentu akan semakin banyak potensi pembajakan karya terjadi. Tentu ini akan merugikan para sineas Indonesia yang berkarya lewat layanan Netflix nantinya.
Penutup
Pada akhirnya, patut ditunggu akan seperti apa perkembangan hubungan Telkom Group dan Netflix ke depannya. Apakah Telkom Group bersama dengan menkominfo mampu menemukan solusi terbaik terkait regulasi dan hal lainnya yang menghambat.
Tapi tentunya, jangan sampai peraturan yang nantinya diberlakukan akan menyulitkan konsumen dalam menikmati konten Netflix secara utuh. Karena terkait banyaknya film yang memiliki konten dewasa, sejatinya tidak menjadi alasan untuk memberikan sensor yang cukup sadis untuk layanan ini. Toh selain berbayar, fitur parental control sudah disediakan dan bisa diatur sesuai kebutuhan, jadi penikmat Netflix pun sudah terjaring dengan sendirinya.Bahkan karena berbayar dan cukup mahal dibanding layanan streaming lain serta harus menggunakan validasi kartu kredit atau debit berlogo visa dan mastercard, maka bisa dipastikan pelanggan Netflix akan didominasi penonton dewasa. Sementara anak-anak mereka yang ikut menyaksikan tetap aman karena kendali dipegang orang tua.
Selain itu, saya lebih menemukan banyak sisi positifnya dalam layanan ini dibanding sisi negatifnya.
Semoga saja Telkom Group bisa mencabut blokir yang mereka buat. Karena kelak bukan hanya TNCFU saja yang akan mendapatkan euforia seperti ini namun juga film-film Indonesia lainnya.Â
Lagipula ke depannya harus kita akui perkembangan perfilman Indonesia bukan hanya sebatas bioskop, namun juga akan mengarah ke ranah streaming seperti Netflix. Akan muncul juga layanan yang mungkin saja jauh lebih besar dan kuat dari Netflix. Jadi mau tidak mau semua harus bersiap menyambut dan mendukung, termasuk lepas pemblokirannya. Karena bagaimanapun, konsumen berhak mendapatkan pilihan layanan yang terbaik.