Film Asih yang merupakan spin off dari semesta Danur, baru saja tayang di bioskop beberapa hari yang lalu. Euforianya jelas masih terasa dikarenakan semesta Danur sudah memiliki fans nya tersendiri.Â
Meskipun beberapa review memberikan nilai positif, namun tak bisa dipungkiri film ini dihujani lebih banyak kritik negatif layaknya dwilogi Danur terdahulu. Namun tetap saja, animo masyarakat terhadap film ini tetap tinggi.
Angka yang sesuai informasi dari akun twitter @bicaraboxoffice menempatkan film ini mendapatkan perolehan angka opening day tertinggi kedua di 2018 dibawah Dilan 1990: 225.219 penonton dan diatas Wiro Sableng: 187.767 penonton. Tentu saja, film ini bakal menjadi film Indonesia selanjutnya yang mampu menembus sejuta lebih penonton.
Namun cukup disayangkan, diluar prestasi yang saat ini sedang dinikmati film Asih beserta jajaran kru nya, film ini justru menjadi pemicu isu yang saat ini cukup hangat dibahas para penggiat dan penikmat film tanah air di media sosial twitter, dan nampaknya praktik model ini juga baru saja tercium di industri film tanah air.
Ya, praktik tersebut adalah praktik manipulasi jumlah penonton dengan teknik yang biasa disebut dengan ngebom tiket.
Lalu bagaimana sebenarnya awal mula dugaan praktik ini menjadi topik hangat khususnya di media sosial twitter? Dan siapakah sebenarnya yang berpotensi melakukan praktik seperti ini? Akan coba saya bahas dalam tulisan kali ini.
Awal Mula Munculnya Isu
Sepengamatan saya, adalah akun twitter @PocongPerfilman yang pertama kali mengangkat isu ini. Akun ini membuat thread yang berisi cerita pribadinya kala menyaksikan film Asih dan menemukan keanehan ketika berada di dalam bioskop. Ceritanya pun kemudian diperkuat oleh "kesaksian" para followernya yang akhirnya menciptakan diskusi sosial media yang cukup seru untuk diikuti.
Karena thread nya cukup panjang, saya akan coba persingkat untuk menuju ke intinya saja. Sementara untuk versi lebih lengkapnya, teman-teman kompasianer bisa langsung menuju akun twitternya. Kira-kira begini isi thread nya;
Kemarin nonton Asih di salah satu mall elite yang kebetulan bersebelahan dengan gedung perkantoran, dan kelasnya A+. Nonton show pertama jam 13.00 yang notabene masih jam kerja, seat sudah terisi setengah ketika cek film lewat aplikasi ticketing online. Akhirnya beli langsung dan dapat di row G karena row A-F full. Ketika masuk bioskop, ternyata Cuma 13-16 orang sementara di aplikasi sudah terisi 80-90 orang. Ketika di dalam bioskop ada beberapa penonton yang tidur bahkan ada yang baru tahu kalau film yang ditontonnya adalah film Asih.