Bulan September ini nampaknya belum benar-benar selesai invasi film-film bagus di layar bioskop tanah air. Setelah 2 minggu ini kita disajikan ragam film berkelas seperti Wiro Sableng, The Nun dan Crazy Rich Asians, tanggal 19 September ini kembali kita disajikan film berkualitas dari Asia. Dan bagi penggemar film asal Korea Selatan, baik film drama atau aksinya, rasanya tidak boleh melewatkan film ini. Ya, apalagi kalau bukan film Monstrum.
Film tentang makhluk mitologi Korea berbudget 11 juta USD ini, siap menyapa para penonton Indonesia di tanggal 19 September ini. Lalu seperti apakah jalan cerita dan keunikan film yang dalam bahasa Korea berjudul Jakseoui Byeon Moolgwoeui Seubgyeok ini? Berikut ulasannya.
Sinopsis
Bukan hanya masyarakat, rumor mengenai keberadaan makhluk ini pun mengancam stabilitas kerajaan yang dipimpin oleh Raja Jungjong ( Park Hee-Soon) dari dinasti Joseon, karena rumor yang ada semakin diperbesar dan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam penggulingan raja Jungjong.
Raja pun segera turun tangan dengan menurunkan pasukan terbaiknya. Mantan jenderal militer kerajaan Yoon Gyeom(Kim Myung-min), dipanggil kembali untuk meredam situasi yang semakin panas dan tak terkendali.
Yoon Gyeom bersama Myung(Hyeri), Sung Han(Kim In-kwon) dan orang kepercayaan istana, Hur (Choi Woo-shik), kemudian bergegas untuk mencari tahu kebenaran seputar makhluk yang disebut Monstrum oleh warga sekitar. Namun, apa yang dihadapi oleh Yoon Gyeom dan kawan-kawan ternyata jauh lebih besar dari Monstrum itu sendiri. Dan masa depan kerajaan saat ini jelas ada di tangan mereka.
Poin Positif
Apalagi kita tahu, film-film Korea bertema kerajaan selalu didominasi oleh genre drama atau komedi romantis. Sehingga adanya film bertema science fiction dengan latar era Dinasti Joseon, menjadi sajian menarik nan unik yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.
Dan penggambarannya di film ini menurut saya cukup orisinil dan memukau. Monstrum tidak mencoba mengikuti desain monster-monster ala hollywood, namun justru menggabungkan unsur tradisional dari penggambaran makhluk mitos itu sendiri dengan spesial efek modern yang cukup mengagumkan. Jujur, saya pribadi sangat menyukai tampilan Monster di film ini karena cukup unik namun juga tetap terlihat sangar di satu sisi.
Secara keseluruhan, spesial efek yang digarap Mofac Studio cukup mampu menyuguhkan tampilan visual yang mengagumkan. Penggambaran istana, gua bawah tanah, deretan rumah penduduk yang terbakar, bahkan hingga karakter Monstrum sendiri mampu ditampilkan cukup apik dan rapi.Â
Gerakan Monstrum sebagai makhluk besar berbulu juga ditampilkan cukup halus. Ekspresinya ketika marah, kenyang, dan lelah mampu ditampilkan dengan halus. Hanya saja, pergerakannya kadang terlihat sedikit patah-patah pada adegan pertarungan yang cukup cepat layaknya proses animasi yang kurang proses rendering.
Scoring atau musik latar untuk film ini juga digarap dengan apik. Alunan musik orkestra yang megah cukup mampu menampilkan adegan pertarungan yang gagah dan penuh aksi. Pun latar musik yang menggambarkan suasana mencekam juga mampu ditampilkan dengan cukup baik, sehingga tanda-tanda kemunculan Monstrum mampu ditampilkan dengan nuansa horror yang efektif.
Poin Negatif
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, pergerakan monster yang nampak kurang halus di beberapa adegan cukup menjadi poin negatif bagi film ini, meskipun tidak terlalu mengganggu jalannya film secara keseluruhan.
Pun yang menjadi ganjalan bagi saya adalah adegan akhir film ini. Seharusnya film ini mampu memberikan akhir yang fenomenal. Namun alih-alih memberikan akhir film yang luar biasa, Monstrum justru menghadirkan akhir cerita yang bisa dibilang antiklimaks sekaligus absurd. Sangat disayangkan mengingat sedari awal film ini sudah menyajikan jalan cerita yang cukup baik dan membangun tensi penonton sedikit demi sedikit.
Karena hal tersebut, beberapa adegan memiliki penjelasan yang terlalu cepat dan kurang mendalam, sehingga nampaknya beberapa adegan memang harus diselesaikan buru-buru agar durasi filmnya cukup. Seperti contohnya penjelasan awal mula rumor wabah mematikan tersebar ke seluruh negeri ataupun wabah monster itu sendiri, tidak diceritakan dengan cukup jelas.
Penutup
Apalagi di minggu ini nampak tidak ada film yang cukup mencuri perhatian selain Belok Kanan Barcelona dan The House with a Clock in its Walls. Jadi, Monstrum bisa menjadi alternatif bagi siapapun yang ingin menyaksikan suguhan aksi-thriller-fantasi ala Korea ini.
Bagi para penggemar film Korea, rasanya jangan sampai melewatkan film ini.
Selamat menonton . Salam Kompasiana !! (Skor: 7/10)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H