Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Marlina" dan Jalan Panjang Menuju Panggung Oscar 2019

19 September 2018   00:28 Diperbarui: 19 September 2018   10:56 1992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasanya tidak ada habisnya prestasi yang datang dari film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak. Film garapan Mouly Surya yang dibintangi oleh aktris yang sedang naik daun, Marsha Timothy, sebelumnya sudah mendapatkan banyak penghargaan bergengsi dalam kurun 2017 hingga pertengahan 2018 ini. 

Seperti dilansir dari laman Imdb.com, total 14 kompetisi film Internasional telah dilakoni Marlina, dimana 6 dari 14 kompetisi yang diikuti berhasil pulang dengan membawa piala yang membanggakan. 

Total 7 piala yang berhasil didapatkan oleh Marlina, diantaranya kategori Best Cinematography dan Special Award pada Asia Pacific film Festival 2018, NETPAC Awards pada gelaran Five Flavours Film Festival 2017, Special Mention untuk Mouly Surya pada Jogja-NETPAC Asian Film Festival, kategori Best Picture pada Qcinema International Film Festival, Best Actrees pada gelaran festival yang juga cukup bergengsi di dunia yaitu Sitges-Catalonian International Film Festival, dan Meraih juara utama atau Grand Prize pada gelaran Tokyo FILMeX yang juga merupakan joint winner dengan film Indonesia lainnya, Sekala Niskala.

Dan di tahun ini, kita kembali mendapatkan kabar baik dari film Marlina. Ya, Marlina berhasil lolos ke tahap seleksi Academy Awards ke-91 atau dikenal dengan nama Piala Oscar 2019, untuk kategori Best Foreign Language Film. 

Tentu saja kabar ini sangat membanggakan namun sejatinya tidak cukup mengejutkan. Tidak mengejutkan sama sekali karena sedari awal film ini meluncur ke pasaran, aura Oscar untuk film ini jelas sangat terasa. 

Digarap dengan sangat serius, dengan jalan cerita yang tidak biasa seperti pada film-film komersil Indonesia lainnya, juga sinematografinya yang nyeni banget, menyebabkan film ini memang layak untuk dikompetisikan dengan berbagai film unggulan lainnya di seluruh dunia, dengan puncak tertingginya yaitu panggung Oscar.

fictionmachine.com
fictionmachine.com
Namun sejatinya, perjalanan Marlina untuk menuju panggung Oscar 2019 masih cukup panjang. Saat ini Marlina baru sukses untuk masuk ke daftar "Entry" bersamaan dengan sekitar 60 film lain dari berbagai belahan dunia. Marlina masih harus masuk ke tahap seleksi hingga nantinya terpilih 5 film terbaik untuk masuk ke voting final Oscar 2019.

Terkait keberhasilan Marlina masuk tahap awal seleksi Piala Oscar, Indonesia sejatinya sudah sering mengirimkan film untuk berkompetisi di panggung Oscar. Namun sayangnya semua terhenti pada babak seleksi awal sehingga film-film tersebut belum pernah ada yang benar-benar masuk nominasi Oscar.

Melihat track record film-film Indonesia yang sudah layu sebelum berkembang pada gelaran Oscar tahun-tahun sebelumnya, tentu harapan agar Marlina benar-benar bisa berlaga di panggung tertinggi perfilman dunia semakin membubung tinggi di masyarakat.

Untuk itulah, pada tulisan kali ini saya akan coba bahas beberapa hal menarik dan juga peluang terkait langkah awal perjalanan Marlina di panggung Oscar 2019 nanti.

Yuk, mulai!

Film Indonesia ke-19 yang dikirim ke Oscar

express.co.uk
express.co.uk
Hype tentang Marlina yang masuk seleksi Oscar terus menggema di jagat media sosial. Jelas, kabar baik ini membawa kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi para penikmat film tanah air. 

Namun sejatinya, Marlina bukanlah film pertama yang dikirimkan Indonesia untuk mewakili tanah air tercinta di panggung Oscar. Sebelum Marlina, sudah ada 18 film yang sudah lebih dulu mengikuti peruntungan di panggung Oscar, dimana semuanya terhenti di tahap "entry" atau seleksi awal.

Nagabonar(1987)- soulofjakarta.com
Nagabonar(1987)- soulofjakarta.com
Dikutip dari laman hai.grid.id, ke-18 film tersebut dimulai dari Nagabonar(1987), Tjoet Nja' Dhien (1989), Langitku Rumahku (1990), Bibir Mer (1992), Daun di Atas Bantal (1998),Sri(1999), Ca-bau-kan (2002), Biola tak Berdawai (2003), Gie (2005), Berbagi Suami (2006), Denias (2007), Jamila dan Sang Presiden (2009), Alangkah Lucunya (Negeri ini)(2010), Di Bawah Lindungan Ka'Bah (2011), Sang Penari (2012), Sang Kiai (2014), Surat dari Praha (2016), dan yang terakhir Turah (2017).

Marlina sebagai film Indonesia ke-19 yang dikirimkan ke ajang perfilman paling bergengsi di seluruh dunia tersebut, tentu diharapkan bisa melangkah lebih jauh dibandingkan para pendahulunya dan tentu saja mampu "pecah telur" film Indonesia yang berlaga di panggung Oscar.

Harapan selalu ada untuk Marlina.

Lolos Persyaratan Oscar, Berhadapan dengan "Buffalo Boys"

Seperti dikutip dari laman berita cnnindonesia.com, Marlina berhasil masuk ke tahap seleksi Piala Oscar 2019 setelah memenuhi beberapa persyaratan. Beberapa persyaratan yang sudah dilewati Marlina diantaranya adalah ;

  • Film yang diajukan harus sudah ditayangkan ke publik non bioskop sebelum rilis secara komersil, seperti pada festival film.
  • Film harus sudah memiliki subtitle berbahasa Inggris.
  • Film yang diajukan harus sudah tayang mulai dari 1 Oktober 2017 hingga 30 September 2018, dan ditayangkan setidaknya selama 7 hari di bioskop komersil negara asal.

Itulah beberapa syarat yang telah dipenuhi oleh Marlina, dimana sejatinya Marlina juga sudah diuntungkan terkait persyaratan ini karena telah memiliki nilai "plus" lewat filmnya yang sempat ditayangkan di Amerika Serikat dan Kanada.

Buffalo Boys (Variety.com)
Buffalo Boys (Variety.com)
Dan lolosnya Marlina ini juga berarti akan berhadapan dengan film Indonesia lainnya yang sayangnya mewakili negara tetangga, Singapura. Seperti dilansir dari laman liputan6.com, film Buffalo Boys menjadi perwakilan dari Singapura dan bukan Indonesia karena memiliki sejumlah partner dalam pengerjaannya termasuk didanai oleh Singapore Film Commission (SFC).

Jadi, cukup seru melihat dua film lokal ini bertanding memperebutkan posisi 5 terbaik untuk kategori Best Foreign Language Film.

Marlina diuntungkan dari "Pergerakan Oscar"

cinemablographer.com
cinemablographer.com
Terlalu jauh memang membahas kemungkinan diuntungkannya Marlina dari pergerakan yang saat ini sedang luar biasa di panggung Oscar. Ya, apalagi jika bukan pergerakan terkait isu gender dan juga ras.

Seperti kita tahu, beberapa tahun terakhir Oscar banyak dikritik lantaran dianggap terlalu rasis dalam pemilihan nominasi ataupun juaranya. Tagar #OscarSoWhite yang menggema di jagat maya merupakan kritik terbuka bagi Oscar yang dianggap terlalu memihak kulit putih dan seperti tidak terlalu menganggap kinerja insan perfilman lainnya yang berkulit hitam.

Tidak cukup sampai disitu, Oscar pun dianggap terlalu dominan terhadap kaum laki-laki dibanding perempuan. Bahkan hasil riset yang dilakukan Women's Media Center yang dikutip dari laman berita  cbsnews.com, menyatakan bahwa 77 persen nominator Oscar adalah laki-laki. Tagar #OscarSoMale pun lagi-lagi menggema dan tentunya menjadi perhatian bagi penyelenggara ajang perfilman tahunan tersebut.

indianexpress.com
indianexpress.com
Moonlight yang menjadi Best Picture Oscar 2017 lalu, sudah menjadi contoh bahwa isu sosial yang diangkat, dimana jalan ceritanya juga "gue banget" bagi sebagian orang yang mengalaminya, jelas menjadi daya tarik tersendiri dan poin positif bagi film itu sendiri. 

Rasisme atas kulit hitam, juga homophobia yang terjadi pada hampir setiap masyarakat di seluruh dunia, jelas menjadi pesan yang kuat dari film ini bagi dunia. Sudah jelas, terpilihnya Moonlight tak lain karena pergerakan dua isu tersebut di ajang Oscar.

Nah, dari kerinduan publik dunia khususnya Hollywood yang menginginkan adanya gebrakan juga dari kaum hawa, rasanya mengharapkan Marlina bisa memenangi Oscar untuk kategori Best Foreign Language Film bukanlah angan-angan yang terlalu tinggi. 

Seperti kita tahu, film Marlina sendiri menyuguhkan cerita yang mengambil tema girl power yang memaksanya untuk berani menghadapi kejahatan yang beringas dari penjahat lelaki, juga kejamnya birokrasi negeri ini yang tentunya tidak ramah dan terlihat tidak berpihak pada kaum wanita.

Untuk itulah, "tiket" bagi Marlina untuk bisa masuk ke jajaran 5 besar rasanya sudah terbuka lebar. Isu gender yang saat ini menggema di Hollywood, jelas menjadi poin positif bagi Marlina untuk terus melesat ke jajaran 5 besar. Hanya saja, Marlina juga memiliki pekerjaan rumah yang tidak bisa dibilang mudah. 

Kampanye film ini jelas akan memakan biaya cukup besar. Dan disinilah strategi kampanye yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal dari tim Marlina di panggung Oscar akan teruji. Toh film ini sudah "dibantu" oleh isu sosial terkait gender, jadi tinggal mengatur strategi lainnya untuk membantu mendongkrak film ini agar mendapat vote yang cukup.

Ya, semoga saja langkah Marlina bisa benar-benar jauh. Sejauh perjalannya mencari keadilan yang terbagi dalam empat babak.

Marlina Sudah Punya Cukup "Modal"

Marsha Timothy (cnnindonesia.com)
Marsha Timothy (cnnindonesia.com)
Selain beberapa hal yang sudah dibahas di atas, sejatinya Marlina bukanlah film yang melenggang ke Oscar tanpa modal yang cukup, justru Marlina datang dengan modal yang cukup besar. 

Sebanyak 7 piala yang didapatnya dari berbagai festival film Internasional, jelas merupakan "modal" yang cukup bagi Marlina agar dilirik juri Oscar kelak. Selain itu, penghargaan Aktris Terbaik yang diterima Marsha Timothy pada gelaran festival Sitges yang lalu, yang juga dimenangkannya dengan cukup bergengsi karena mengalahkan nominator lainnya dari kalangan artis senior Hollywood yaitu Nicole Kidman, juga membantu film ini semakin didengar para dewan juri dan juga para voters di gelaran Oscar 2019 kelak.

Jadi, harapan agar Marlina melesat ke jajaran 5 besar nampak semakin besar dan masuk akal di satu sisi. Marlina jelas akan menjadi ajang pembuktian kualitas perfilman nasional di mata dunia, ketika nantinya berhasil masuk ke jajaran 5 besar.

Penutup

nytimes.com
nytimes.com
Pada akhirnya, sebagai masyarakat Indonesia yang baik dan juga sebagai penikmat film tanah air, sudah sepatutnya kita terus menggemakan dukungan bagi Marlina di kancah Oscar 2019 ini agar terus dapat melaju hingga ke titik tertingginya kelak.

Kesuksesan Marlina kelak bukan hanya membawa nama baik perfilman Indonesia ke seluruh dunia, namun juga membawa nama baik perfilman Indonesia bagi masyarakatnya sendiri. Seperti kita tahu, banyak kalangan masyarakat yang masih skeptis akan kualitas perfilman nasional. 

Masih banyak kalangan yang masih ragu untuk menyaksikan Wiro Sableng dibanding menyaksikan si biarawati horror dalam film The Nun.

Untuk itu, tidak salah jika kita menaruh harapan cukup besar bagi Marlina untuk bisa terus melangkah ke titik tertinggi kompetisi Piala Oscar 2019 kelak. Semoga perjalanan Marlina yang inspiratif ini bisa menjadi penyemangat bagi sineas lain untuk bisa berkarya lebih baik lagi, bahkan bisa mengalahkan capaian Marlina saat ini.

Selamat kepada film Marlina dan seluruh kru yang terlibat atas pencapaian yang membanggakan ini. Teruslah melaju Marlina, karena perjalananmu masih sangat panjang.

Salam kompasiana.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun