Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Marlina" dan Jalan Panjang Menuju Panggung Oscar 2019

19 September 2018   00:28 Diperbarui: 19 September 2018   10:56 1992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nagabonar(1987)- soulofjakarta.com

Marlina diuntungkan dari "Pergerakan Oscar"

cinemablographer.com
cinemablographer.com
Terlalu jauh memang membahas kemungkinan diuntungkannya Marlina dari pergerakan yang saat ini sedang luar biasa di panggung Oscar. Ya, apalagi jika bukan pergerakan terkait isu gender dan juga ras.

Seperti kita tahu, beberapa tahun terakhir Oscar banyak dikritik lantaran dianggap terlalu rasis dalam pemilihan nominasi ataupun juaranya. Tagar #OscarSoWhite yang menggema di jagat maya merupakan kritik terbuka bagi Oscar yang dianggap terlalu memihak kulit putih dan seperti tidak terlalu menganggap kinerja insan perfilman lainnya yang berkulit hitam.

Tidak cukup sampai disitu, Oscar pun dianggap terlalu dominan terhadap kaum laki-laki dibanding perempuan. Bahkan hasil riset yang dilakukan Women's Media Center yang dikutip dari laman berita  cbsnews.com, menyatakan bahwa 77 persen nominator Oscar adalah laki-laki. Tagar #OscarSoMale pun lagi-lagi menggema dan tentunya menjadi perhatian bagi penyelenggara ajang perfilman tahunan tersebut.

indianexpress.com
indianexpress.com
Moonlight yang menjadi Best Picture Oscar 2017 lalu, sudah menjadi contoh bahwa isu sosial yang diangkat, dimana jalan ceritanya juga "gue banget" bagi sebagian orang yang mengalaminya, jelas menjadi daya tarik tersendiri dan poin positif bagi film itu sendiri. 

Rasisme atas kulit hitam, juga homophobia yang terjadi pada hampir setiap masyarakat di seluruh dunia, jelas menjadi pesan yang kuat dari film ini bagi dunia. Sudah jelas, terpilihnya Moonlight tak lain karena pergerakan dua isu tersebut di ajang Oscar.

Nah, dari kerinduan publik dunia khususnya Hollywood yang menginginkan adanya gebrakan juga dari kaum hawa, rasanya mengharapkan Marlina bisa memenangi Oscar untuk kategori Best Foreign Language Film bukanlah angan-angan yang terlalu tinggi. 

Seperti kita tahu, film Marlina sendiri menyuguhkan cerita yang mengambil tema girl power yang memaksanya untuk berani menghadapi kejahatan yang beringas dari penjahat lelaki, juga kejamnya birokrasi negeri ini yang tentunya tidak ramah dan terlihat tidak berpihak pada kaum wanita.

Untuk itulah, "tiket" bagi Marlina untuk bisa masuk ke jajaran 5 besar rasanya sudah terbuka lebar. Isu gender yang saat ini menggema di Hollywood, jelas menjadi poin positif bagi Marlina untuk terus melesat ke jajaran 5 besar. Hanya saja, Marlina juga memiliki pekerjaan rumah yang tidak bisa dibilang mudah. 

Kampanye film ini jelas akan memakan biaya cukup besar. Dan disinilah strategi kampanye yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal dari tim Marlina di panggung Oscar akan teruji. Toh film ini sudah "dibantu" oleh isu sosial terkait gender, jadi tinggal mengatur strategi lainnya untuk membantu mendongkrak film ini agar mendapat vote yang cukup.

Ya, semoga saja langkah Marlina bisa benar-benar jauh. Sejauh perjalannya mencari keadilan yang terbagi dalam empat babak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun